SETIAP anak tidak bisa memilih dilahirkan dalam seperti kondisi apa. Tidak ada yang bisa meminta untuk dilahirkan dengan kondisi orang tua lengkap atau justru tanpa orang tua. Semua sudah ditakdirkan oleh Allah. Demikian halnya status sebagai anak yatim atau piatu.
Anak yatim mendapat keistimewaan dalam Islam. Tak tanggung-tanggung ada 22 ayat dalam Al-Qur'an yang menegaskan pentingnya memperhatikan dan memuliakan anak yatim, tidak hanya sekedar memberi nya santunan harta, juga termasuk memperhatikan bagaimana pendidikan nya.
Sedangkan hadits-hadits Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam yang menerangkan tentang keutamaan mengurus anak yatim diantaranya sabda beliau,
أنا وكافل اليتيم فى الجنة هكذا وأشار بالسبابة والوسطى وفرج بينهما شيئا (رواه البخاري ، كتاب الطلاق ، باب اللعان )
"Aku dan pengasuh anak yatim berada di Surga seperti ini, Beliau memberi isyarat dengan jari telunjuk dan jari tengah-nya dan beliau sedikit merengganggangkan kedua jarinya." (HR. Bukhari)
Dan dari Ibnu Abbas ra. bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
عن ابن عباس أن النبي صلى الله عليه وسلم قال ” من قبض يتيما من بين المسلمين إلى طعامه وشرابه أدخله الله الجنة إلا أن يعمل ذنبا لا يغفر له ( سنن الترمذي )
Dari Ibnu Abbas ra. bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Barang siapa yang memberi makan dan minum seorang anak yatim diantara kaum muslimin, maka Allah akan memasukkannya kedalam surga, kecuali dia melakukan satu dosa yang tidak diampuni."
Imam Ahmad dalam musnadnya meriwayatkan dari Abu Hurairoh r.a. hadits yang berbunyi,
عن أبي هريرة أن رجلا شكا إلى النبي صلى الله عليه وسلم قسوة قلبه فقال إمسح رأس اليتيم وأطعم المسكين (رواه أحمد )
Dari Abu Hurairah ra., bahwa seorang laki-laki mengadu kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam akan hatinya yang keras, lalu Nabi bersabda, "Usaplah kepala anak yatim dan berilah makan orang miskin." (HR. Ahmad)
Editor : Hadi Widodo