get app
inews
Aa Text
Read Next : Wakil Ketua Komisi X DPR RI Desak Polisi, Usut Tuntas Kekerasan Anak di Gunungkidul

OTT Rektor Unila, DPR Minta Perbaikan Penerimaan Mahasiswa Baru di PTN

Selasa, 23 Agustus 2022 | 21:58 WIB
header img
Wakil Ketua Komisi X DPR RI Dede Yusuf minta agar tata kelola penerimaan mahasiswa baru di perguruan tinggi negeri (PTN) diperbaiki. Foto: Dokumen iNews

JAKARTA, iNews.id - Komisi X DPR minta agar tata kelola penerimaan mahasiswa baru di perguruan tinggi negeri (PTN) diperbaiki, menyusul terungkapnya kasus suap penerimaan mahasiswa baru di Universitas Lampung (Unila).

Kasus OTT yang menimpa Rektor Unila Karomani mmenurut Wakil Ketua Komisi X DPR, Dede Yusuf harus jadi cambuk untuk perbaikan tata kelola penerimaan mahasiswa PTN ke depannya.

“Keleluasaan kampus dalam menerima mahasiswa baru lewat jalur mandiri perlu mendapat perhatian dari pemerintah pusat agar tidak ada penyalahgunaan kewenangan pejabat di PTN di seluruh wilayah Indonesia,” katanya di Jakarta, Selasa (23/8/2022).

Menurutnya, pemerintah bersama PTN di seluruh wilayah Indonesia harus menyadari sejatinya jalur mandiri merupakan afirmasi untuk mahasiswa atau calon mahasiswa baru dengan kebutuhan khusus.

Misalnya dari daerah tertinggal, mahasiswa tidak mampu atau terkendala persoalan lainnya. “Sayangnya, jalur mandiri ini kerap tidak transparan, tidak terukur, dan tidak akuntabel sehingga menjadi celah bagi tindakan penyimpangan dari para pejabat di lingkungan PTN. Jalur mandiri harus dikembalikan ke tujuan yang sebenar-benarnya, tujuan afirmasi,” tutur Dede.

“Baiknya memang jalur mandiri di PTN itu dihapus saja. Diganti dengan tes seleksi resmi, gelombang 1, 2, dan 3. Dengan biaya semester progresif, jadi jelas dan terukur.
Sehingga tidak terjadi lobi-lobi bawah tangan. Dan transparan penggunanya,” ucapnya. Sementara itu untuk jalur afirmasi, tegas Dede harus diperuntukkan untuk siswa berbakat dalam bidang nonakademik seperti olahraga, pramuka, seni, dan sebagainya. Kemudian juga untuk siswa berkebutuhan khusus dan atau mahasiswa dari daerah 3T. “Perlu juga ditinjau ulang soal PTNBH (perguruan tinggi berbadan hukum) yang akibatnya membuat PTN berlomba-lomba buka jalur mandiri untuk bisa membiayai sendiri. Dulu namanya BHMN (badan hukum milik negara), sekarang PTNBH,” ucap Dede.

Legislator dari Dapil Jawa Barat II itu juga meminta pemerintah dan PTN untuk menjunjung tinggi transparansi dan objektivitas di dunia akademis. Sehingga, kata Dede tidak terjadi lagi kasus suap di lingkungan kampus.

“Tak hanya di dalam penerimaan mahasiswa baru namun juga dalam proses kelulusan, memperoleh gelar akademik, maupun dalam kenaikan pangkat di lingkungan PTN. Jangan sampai dunia akademis tercoreng karena adanya segelintir orang yang memanfaatkan jabatan dan kekuasaannya sehingga melakukan cara-cara yang tidak transparan, cara-cara curang,” kata Dede.

Komisi X DPR pun mendorong pemerintah secepat mungkin menyelesaikan persoalan sebagai dampak kasus hukum yang melibatkan pejabat di Unila, termasuk kekosongan kepemimpinan di kampus tersebut agar kegiatan di kampus tidak terkendala dan tetap bisa berjalan dengan baik. Selain itu, menurut Dede, pemerintah mesti duduk bersama dengan seluruh PTN agar tak ada lagi kejadian serupa di kampus lainnya. “Patut diingat bahwa seluruh warga negara Indonesia berhak untuk mendapatkan pendidikan yang layak dan berkualitas, baik melalui jalur mandiri atau pun reguler. Jangan sampai perilaku koruptif pejabat kampus merampas hak-hak warga negara atas pendidikan,” kata Dede.

 

Editor : Muhammad Burhan

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut