JAKARTA, iNews.id - Nabi Musa terkenal dengan sikap keras dan keberaniannya hingga malaikat maut Izrail pun dipukulnya sampai bola matanya pecah.
Kisah Nabi Musa memukul malaikat pencabut nyawa itu terjadi saat nyawanya hendak dicabut. Kisah ini disebutkan dalam hadits sahih yang diriwayatkan Abu Hurairah radhiallahu 'anhu.
Dari Abu Hurairah radliallahu anhu berkata,: "Suatu hari malaikat maut diutus kepada Musa alaihissalam. Ketika menemuinya, (Nabi Musa alaihissalam) memukul matanya.
Maka malaikat maut kembali kepada Rabbnya dan berkata,: "Engkau mengutusku kepada hamba yang tidak menginginkan mati".
Maka Allah membalikkan matanya kepadanya seraya berfirman: "Kembalilah dan katakan kepadanya agar dia meletakkan tangannya di atas punggung seekor lembu jantan, yang pengertiannya setiap bulu lembu yang ditutupi oleh tangannya berarti umurnya satu tahun".
Nabi Musa alaihissalam bertanya: "Wahai Rabb, setelah itu apa?. Allah berfirman:: "Kematian". Maka Nabi Musa alaihissalam berkata,: "Sekaranglah waktunya". Kemudian Nabi Musa alaihissalam memohon kepada Allah agar mendekatkannya dengan tanah yang suci (Al Muqaddas) dalam jarak sejauh lemparan batu".
Abu Hurairah radliallahu anhu berkata; Kemudian Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: "Seandainya aku kesana, pasti akan aku tunjukkan kepada kalian keberadaan kuburnya yang ada di pinggir jalan dibawah tumpukan pasir merah". (HR. Bukhari) No. 1253. Shahih.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ أُرْسِلَ مَلَكُ الْمَوْتِ إِلَى مُوسَى عَلَيْهِمَا السَّلَام فَلَمَّا جَاءَهُ صَكَّهُ فَرَجَعَ إِلَى رَبِّهِ فَقَالَ أَرْسَلْتَنِي إِلَى عَبْدٍ لَا يُرِيدُ الْمَوْتَ فَرَدَّ اللَّهُ عَلَيْهِ عَيْنَهُ وَقَالَ ارْجِعْ فَقُلْ لَهُ يَضَعُ يَدَهُ عَلَى مَتْنِ ثَوْرٍ فَلَهُ بِكُلِّ مَا غَطَّتْ بِهِ يَدُهُ بِكُلِّ شَعْرَةٍ سَنَةٌ قَالَ أَيْ رَبِّ ثُمَّ مَاذَا قَالَ ثُمَّ الْمَوْتُ قَالَ فَالْآنَ فَسَأَلَ اللَّهَ أَنْ يُدْنِيَهُ مِنْ الْأَرْضِ الْمُقَدَّسَةِ رَمْيَةً بِحَجَرٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَوْ كُنْتُ ثَمَّ لَأَرَيْتُكُمْ قَبْرَهُ إِلَى جَانِبِ الطَّرِيقِ عِنْدَ الْكَثِيبِ الْأَحْمَرِ
Berkaitan dengan kematian para nabi, Rasulullah SAW mnyebutkan bahwa para nabi tidaklah diwafatkan hingga diperlihatkan kepadanya tempatnya di surga lalu dipersilakan oleh Allah SWT untuk memilih apakah masih tetap ingin hidup di dunia atau ingin diwafatkan.
Menjelang wafatnya, Nabi Muhammad selalu mengucapkan doa agar dipertemukan dengan kekasihnya Yang Mahatinggi yakni Allah Azza Wajalla.
أَنَّ عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ وَهُوَ صَحِيحٌ إِنَّهُ لَمْ يُقْبَضْ نَبِيٌّ حَتَّى يَرَى مَقْعَدَهُ مِنْ الْجَنَّةِ ثُمَّ يُخَيَّرَ فَلَمَّا نَزَلَ بِهِ وَرَأْسُهُ عَلَى فَخِذِي غُشِيَ عَلَيْهِ ثُمَّ أَفَاقَ فَأَشْخَصَ بَصَرَهُ إِلَى سَقْفِ الْبَيْتِ ثُمَّ قَالَ اللَّهُمَّ الرَّفِيقَ الْأَعْلَى فَقُلْتُ إِذًا لَا يَخْتَارُنَا وَعَرَفْتُ أَنَّهُ الْحَدِيثُ الَّذِي كَانَ يُحَدِّثُنَا وَهُوَ صَحِيحٌ قَالَتْ فَكَانَتْ آخِرَ كَلِمَةٍ تَكَلَّمَ بِهَا اللَّهُمَّ الرَّفِيقَ الْأَعْلَى
Aisyah istri Nabi shallallahu alaihi wasallam berkata; Ketika Rasulullah shallallahu alaihi wasallam berada dalam keadaan sehat wal afiat, Nabi SAW pernah bersabda: Sesungguhnya seorang nabi tidaklah diwafatkan hingga diperlihatkan kepadanya tempatnya di surga lalu ia dipersilahkan untuk memilih.
Aisyah berkata; "Ketika malaikat pencabut nyawa datang kepada Rasulullah, sementara kepala beliau berada di pangkuan saya, maka Rasulullah pingsan beberapa saat. Tak lama kemudian ia sadar kembali. Setelah itu, beliau menatap pandangannya ke atas sambil mengucapkan: Ya Allah, pertemukanlah aku dengan kekasihku, Allah Yang Maha Tinggi! Aisyah berkata; "Dengan demikian, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam tidak memilih untuk hidup Iebih lama lagi bersama kami." Aisyah pernah berkata; "Saya teringat ucapan yang pernah beliau sampaikan kepada kami ketika beliau masih sehat; "Itulah kata-kata terakhir yang pernah beliau ucapkan, yaitu: Ya Allah, pertemukanlah aku dengan kekasihku Yang Maha Tinggi. (HR. Bukhari) No. 4104. Shahih.
Wallahu A'lam
Editor : KastolaniMarzuki