Netizen Respon Negatif Gelontoran Dana APBN Rp7,5 Triliun Untuk Garuda

JAKARTA, iNewsPantura.id - Maskapai penerbangan nasional Garuda Indonesia yang digelontor anggaran dari APBN hingga Rp7,5 Triliun mendapat reaksi negatif dari para netizen.

Informasi tentang gelontoran dana APBN yang disebut sebagai suntikan modal diunggah oleh Menteri Keuangan (Menkeu)  Sri Mulyani Indrawati dalam akun instagram resminya  @smindrawati. KOnten itu diunggah sekitar pukul 07.00 dan telah mendapat respon 322 dari netizen 3 jam kemudian. ebagoan besar merespon negatif tentang anggaran itu.

"Saya kurang setuju bu, perilaku pejabat dan karyawannya gak pantas dapat suntikan modal. Mantan pejabat penyebab kerugian ratusan triliun harus diproses hukum dulu baru ada suntukan modal," ujar salah satu netizen dengan akun @fuadseg di kolom komentar.

"Ujung-ujungnya rugi terus buk.Seharusnya bukan tambah modal tapi ganti semua SDM yang gak kompeten itu buk, karena masih banyajk SDM yang berkualitas di negeri Konoha," ujar akun @irHeppy_sp memplesetkan Indonesia dengan negara di salah satu serial Serial Anime.

"Tidak usah terlalu dipaksakan bu, kalau cuma menjaga nama Garuda sebagai ikon Indonesia, perusahaan rugi yang banyak digembosi dari dalam. Biar swasta saja yang urus, biar lebih transparan dan profesional. Dana APBN bisa digunakan untuk hal-hal lain yang lebih produktif dibanding Garuda," tambah @John_zapa akun netizen yang lain.

Sementara itu dalam penjelasan sebelumnya Sri Mulyani menjelaskan modal Rp7,5 triliun untuk Garuda agar bisa terbang dan beroperasi lagi dalam melayani rakyat Indonesia.

Suntikan modal triliunan rupiah kepada Garuda Indonesia itu kata dia, tentu saja harus dipertanggungjawabkan dan berada dalam pengawasan.  "Negara dan rakyat Indonesia akan mengawasi kinerja Garuda Indonesia," ungkap Sri Mulyani.

Dia berharap lewat suntikan modal tersebut kinerja Garuda Indonesia semakin membaik dan mampu bersaing dengan maskapai penerbangan lainnya.  "Kami berharap direksi, komisaris dan seluruh jajaran Garuda Indonesia untuk mengelola (dana) secara profesional, kompeten, kompetitif, efisien, dan jujur," katanya.

Editor : Muhammad Burhan