PEKALONGAN, iNews - Angka Kemiskinan di Jawa Tengah yang mencapai 4 Juta lebih dinilai masih tinggi. Padahal Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) di Provinsi Jateng dan 35 Kabupaten dan Kota di Jateng serta anggaran desa setahunnya mencapai Rp 107 triliun lebih
Demikian disampaikan Anggota DPD RI Dapil Jateng Abdul Kholik saat berdiskusi dengan kamar Dagang dan Industri (Kadin) , perwakilan kepala desa di Kabupaten dan Kota Pekalongan, Jawa Tengah di Cafe And Resto Grand Keysha Pekalongan.
Angka kemiskinan di Jateng kata dia, memang bukan yang tertinggi di Indonesia yaitu sekitar 11,5 %. Namun ketika itu dikalikan dengan 36.5 juta jumlah penduduk di Jateng maka angkanya tinggi sekali yaitu sekitar 4 juta lebih.
Dia berharap pemerintah baik pusat maupun darah ke depan benar-benar konsisten dalam menurunkan angka kemiskinan dengan menggunakan anggaran secara strategis.
Di Jateng mayoritas petani, namun anggaran pertanian masih kecil yaitu sekitar 23 %. Maka ke depan sektor pertanian harus mendapat perhatian lebih oleh para pemimpin daerah di Jateng.
Selain itu pemetaan wilayah dan zonasi pembangunan ekonomi di Jateng harusnya melihat karakteristik daerah. Pembagian strategi wilayah atau zona ekonomi di Jateng seringkali hanya melihat secara administratif dan kedekatan semata tanpa melihat detil potensi masing-masing daerah.
Di Jateng utara dibagi dalam beberapa zona seperti Zona Jateng Utara dari Semarang ke barat sampai Brebes. Zona Selatan yaitu Banyumas dan Kedu serta Zona Timur di Solo dan sekitarnya. Zonasi itu kalau dipetakan dengan melihat potensinya bisa luar biasa . Selain itu tiap daerah juga diharapkan tidak hanya memikirkan daerahnya sendiri tapi juga daerah lain.
Semarang kata dia pertumbuhan ekonominya pasca pandemi termasuk yang tertingi di Indonesia yaitu 5,6 %. "Namun apakah itu berimbas bagi masyarakat Jateng lainnya, ternyata tidak, karena tidak ada upaya bersama untuk, merencanakan percepatan ekonomi bersama,".
Editor : Muhammad Burhan