KENDAL,iNewsPantura.com - Sebagai bentuk kepedulian terhadap korban banjir yang melanda Desa Kebonharjo, Kecamatan Patebon, Yayasan Oemah Semoet Kendal mendirikan dapur umum di lokasi yang paling terdampak. Langkah ini diambil sebagai upaya tanggap darurat bencana banjir untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat yang terdampak.
Teguh Susmanto, Pembina Yayasan Oemah Semoet, menjelaskan bahwa dapur umum yang didirikan bertujuan untuk memastikan pasokan makanan siap saji bagi para korban bencana, terutama mereka yang berada di pengungsian atau wilayah yang sulit diakses.
“Kita mengolah makanan dan menyiapkan sekitar 250 bungkus makanan siap saji per hari untuk warga terdampak,” ujar Teguh saat ditemui di lokasi pada Senin, 27 Januari 2025.
Tidak hanya menyediakan makanan siap saji, Yayasan Oemah Semoet juga membagikan 1.500 bungkus paket roti, sayur mayur, serta lauk pauk yang dibutuhkan oleh warga, yang disesuaikan dengan hasil asesmen dari relawan.
Proses distribusi dan penyaluran makanan dilakukan secara terorganisir, dengan menyasar lokasi-lokasi pengungsian, rumah warga yang terdampak, dan titik distribusi yang telah ditentukan. Pembagian bantuan dilakukan di beberapa desa dan wilayah, seperti Desa Lanji yang berkoordinasi dengan Kepala Desa Zarkasi, serta beberapa RT dan RW di wilayah Patebon. Hal ini dilakukan dengan tetap berkoordinasi dengan dapur umum Pemkab Kendal.
Sejak bencana banjir terjadi dan status tanggap darurat ditetapkan, Yayasan Oemah Semoet langsung bergerak dan hingga kini masih terus menjalankan kegiatan dapur umum tersebut. “Dapur umum ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat produksi makanan, tetapi juga menjadi simbol solidaritas dan kepedulian sosial dalam menghadapi tantangan bencana. Kami berharap kegiatan ini dapat meringankan beban masyarakat terdampak dan membantu mereka pulih dengan lebih cepat,” pungkas Teguh.
Dengan bantuan ini, Yayasan Oemah Semoet berharap dapat memberikan sedikit kelegaan bagi korban banjir, sekaligus memperkuat semangat gotong royong di tengah kesulitan yang sedang dihadapi.
Editor : Eddie Prayitno