get app
inews
Aa Text
Read Next : Dampak Efisiensi Karyawan TVRI, Kontributor ini Beralih Jualan Nasi Pecel 

Ada 1.650 ODGJ di Gunungkidul ,  Bentuk Forum Perkuat Penanganan Kesehatan Mental 

Selasa, 18 Februari 2025 | 16:25 WIB
header img
Sarasehan yang mempertemukan IPI, Kobalen Konsultan, dan Pemkab Gunungkidul dalam merancang strategi penanganan kesehatan mental digelar di Playen Selasa (18/2/2025). iNews/Kismaya

GUNUNGKIDUL,iNewsPantura.id –  Permasalahan kesehatan mental di Gunungkidul menjadi perhatian berbagai pihak. Untuk merumuskan strategi yang berbasis data dan sesuai kebutuhan masyarakat, Indonesia Private Industries (IPI) menggandeng Kobalen Konsultan Australia dalam sebuah sarasehan. 

Kegiatan yang berlangsung di Wonosari pada Selasa (18/2) ini melibatkan berbagai elemen, termasuk rumah sakit, puskesmas, sekolah, serta para pelajar. Forum ini bertujuan mengidentifikasi tantangan yang ada dan mencari solusi efektif dalam menangani kesehatan mental. 

Direktur IPI, M. Fitriansyah, mengungkapkan bahwa tingginya angka kasus kesehatan mental di Gunungkidul menuntut pendekatan yang lebih tepat agar penanganannya optimal. 

"Kami ingin menyusun strategi yang tidak hanya berbasis teori, tetapi juga disesuaikan dengan kondisi nyata di lapangan," ujar Fitriansyah. 

Sarasehan ini menerapkan format diskusi kelompok (roundtable discussion) yang memungkinkan peserta berbagi wawasan secara lebih mendalam. Tenaga kesehatan, pengelola sekolah, serta perwakilan sektor pendidikan dan masyarakat turut memberikan masukan dalam forum ini. 

"Kegiatan ini tidak sekadar diskusi, tetapi juga menghasilkan langkah konkret untuk memperbaiki sistem penanganan kesehatan mental," tambahnya. 

Beberapa aspek utama yang menjadi fokus dalam penyusunan strategi ini meliputi identifikasi layanan, rekomendasi kebijakan, serta perencanaan strategi kolaboratif. Selain itu, data pendukung juga dikumpulkan untuk penelitian dan pengembangan program kesehatan mental di masa depan. 

"Kami mengutamakan pendekatan berbasis data dan kebutuhan lokal, bukan sekadar meniru program yang sudah ada," tegas Fitriansyah. 

Sementara itu, konsultan dari Australia, Rahel Kremnizer , menyoroti pentingnya peningkatan akses layanan kesehatan mental. 

"Banyak layanan yang masih sulit dijangkau masyarakat, baik dari segi lokasi maupun pemahaman tentang kesehatan mental itu sendiri. Ini harus segera diperbaiki," ungkap Rahel. 

Di sisi lain, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Gunungkidul, Ismono, menegaskan bahwa perhatian lebih perlu diberikan pada penanganan Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ). 

"Berdasarkan data, terdapat sekitar 1.650 ODGJ di Gunungkidul yang tersebar di lebih dari 30.000 rumah tangga," jelas Ismono. 

Ia berharap, melalui kerja sama dengan IPI, penanganan ODGJ bisa lebih sistematis dan terstruktur. Menurutnya, pendampingan bagi ODGJ, baik di lingkungan keluarga maupun masyarakat, menjadi faktor penting dalam pemulihan mereka. 

"Keluarga yang memiliki anggota dengan gangguan jiwa harus mendapatkan pendampingan yang tepat, mulai dari perawatan medis hingga proses pemulihan di rumah," tandasnya. 

Editor : Eddie Prayitno

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut