Penurunan Arus Balik Pemudik di Terminal Dhaksinarga Gunungkidul, Turun 25 Persen

GUNUNGKIDUL, iNewsPantura.id  -  Arus balik pemudik di Terminal Dhaksinarga, Gunungkidul, mengalami penurunan yang signifikan pada tahun ini. Berdasarkan pengamatan pihak pengelola terminal, jumlah pemudik yang kembali ke perantauan setelah libur Lebaran turun sekitar 25 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Menurut Aris Farwanto, Pengawas Sarana dan Prasarana Terminal Type A Dhaksinarga, penurunan ini diperkirakan disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satu faktor utama yang mempengaruhi adalah adanya banjir yang melanda beberapa wilayah, yang mengganggu mobilitas para pemudik. Selain itu, faktor ekonomi juga disebut turut berperan dalam menurunnya jumlah pemudik yang kembali ke kota-kota besar untuk bekerja.

"Arus balik tahun ini mengalami penurunan sekitar 25 persen. Salah satu penyebabnya adalah bencana banjir yang memengaruhi beberapa daerah, serta faktor ekonomi yang membuat sebagian orang memilih untuk tidak pulang tahun ini." Kata dia

Meskipun ada penurunan, pengelola terminal tetap berusaha memberikan layanan terbaik bagi pemudik yang masih menggunakan transportasi bus untuk kembali ke perantauan. Berbagai fasilitas, seperti matras untuk beristirahat dan ruang tunggu ber-AC, disediakan untuk meningkatkan kenyamanan para pemudik.

Farhan Adi Saputra, salah satu pemudik yang baru saja tiba di Terminal Dhaksinarga, mengungkapkan rasa terima kasihnya atas fasilitas yang disediakan. Farhan yang mudik ke Kapitman Ponjong mengaku merasa terbantu bisa beristirahat dengan nyaman sebelum melanjutkan perjalanan kembali ke wilayah Kreo.

"Fasilitas kasur dan ruang ber-AC sangat membantu saya untuk beristirahat setelah perjalanan panjang. Ini membuat perjalanan pulang terasa lebih nyaman." Jelas dia

Meskipun jumlah pemudik menurun, Terminal Dhaksinarga tetap mempersiapkan berbagai fasilitas hingga akhir masa arus balik pada 13 April 2025 mendatang, guna memastikan kenyamanan dan kelancaran perjalanan para pemudik yang tetap kembali ke kota perantauan.

Editor : Suryo Sukarno