Selama Operasi Aman Candi 2025, Polres Pekalongan Ungkap 7 Kasus dan Tetapkan 12 Tersangka

Kapolres Pekalongan AKBP Doni Prakoso W, S.I.K dalam konferensi pers, Senin (2/6/2025), menyampaikan bahwa operasi tersebut menyasar berbagai bentuk gangguan keamanan, khususnya premanisme yang berpotensi mengganggu ketertiban umum di wilayah hukum Polres Pekalongan.
“Selama operasi, kami melakukan 9 kali kegiatan binluh dan imbauan sebagai upaya preventif. Selain itu, patroli dilakukan sebanyak 27 kali. Untuk kegiatan penegakan hukum, kami menangani 7 kasus dengan total 12 tersangka,” jelas AKBP Doni.
Rinciannya, lanjut Kapolres, dari tujuh kasus yang ditangani terdiri atas 2 kasus pemerasan dengan 7 tersangka, 1 kasus pengeroyokan dengan 2 tersangka, serta 3 kasus penganiayaan yang melibatkan 3 tersangka. Satu di antaranya masih menunggu hasil pemeriksaan ahli terkait kondisi kejiwaannya.
Kapolres juga menyampaikan bahwa pengungkapan kasus-kasus tersebut ditangani oleh sejumlah unit dan Polsek di wilayah hukum Polres Pekalongan. Kasus pemerasan dan pengeroyokan ditangani oleh Satreskrim, sementara kasus penganiayaan masing-masing ditangani oleh Polsek Kajen, Polsek Wonopringgo, Polsek Sragi, dan Polsek Karangdadap.
“Secara total, 1 kasus pemerasan, 2 kasus pengeroyokan, dan 4 kasus penganiayaan berhasil diungkap,” terangnya.
Selain fokus pada premanisme, Polres Pekalongan juga mengungkap kasus penyalahgunaan narkotika. Meski tidak termasuk dalam target Operasi Aman Candi, penanganan kasus narkotika dinilai relevan karena memiliki keterkaitan dengan maraknya kejahatan jalanan.
“Penegakan hukum terhadap narkotika menjadi langkah imbangan agar dapat menekan kejahatan jalanan dan premanisme,” tambahnya.
AKBP Doni juga mengajak masyarakat untuk berperan aktif dalam menjaga keamanan dan ketertiban, serta mendukung Polres Pekalongan dengan memberikan informasi jika terdapat aktivitas yang mencurigakan.
“Kami mengimbau masyarakat memanfaatkan layanan 110 yang aktif 24 jam dan bebas pulsa. Kami butuh dukungan masyarakat untuk memberantas premanisme, terutama yang dapat mengganggu iklim investasi di wilayah kami,” pungkasnya.
Editor : Suryo Sukarno