Wisuda Amstilati Perdana, Ponpes Bustanul Muta’allim Cetak Santriwati Ahli Kitab Kuning Usia Belia

PEKALONGAN, iNewsPantura.id – Meski baru berdiri, Pondok Pesantren Bustanul Muta’allim di Desa Simbang Wetan, Kecamatan Buaran, Kabupaten Pekalongan, telah menorehkan prestasi luar biasa. Di bawah asuhan Ibu Nyai Hj. Nailis Suroyya dan Gus Muhammad Iqbal, ponpes ini sukses meluluskan sembilan santriwati angkatan perdana yang telah khatam metode Amtsilati dan mampu membaca serta memahami kitab kuning karya para ulama salaf.
Metode Amtsilati merupakan metode cepat belajar nahwu dan shorof yang digagas oleh KH. Taufiqul Hakim, pengasuh Ponpes Darul Falah Amtsilati Bangsri, Jepara. Dalam waktu belajar yang relatif singkat, yakni enam bulan hingga satu tahun, para santri dibimbing untuk mampu memahami struktur bahasa Arab klasik secara aplikatif.
Gus Muhammad Iqbal mengungkapkan rasa syukurnya atas capaian para santri. “Yang membuat kami bangga, santri-santri ini masih berusia 13 tahun. Namun mereka sudah mampu membaca kitab kuning dengan baik dan memahami isinya,” ujarnya.
Di Ponpes Bustanul Muta’allim, para santri menjalani kegiatan belajar dari pagi hingga malam hari. Tak hanya pendidikan formal, mereka juga mendapatkan pendidikan nonformal berbasis agama secara intensif. Para santri berasal dari berbagai daerah, mulai dari Simbang Wetan hingga Bekasi, Jawa Barat.
Puncak dari proses pembelajaran ini adalah ujian akhir membaca kitab kuning. Setelah dinyatakan lulus, sembilan santriwati tersebut mengikuti wisuda Amtsilati perdana yang penuh khidmat dan haru. Tradisi sungkeman menjadi momen paling emosional, saat para santri duduk bersimpuh di hadapan orang tua mereka, meminta maaf dan memohon doa restu.
Wisuda ini juga mendapat apresiasi khusus dari Koordinator Amtsilati Jawa Tengah 3, Ustadz Muhammad Imam Muhajir. “Meskipun baru berdiri, Ponpes Bustanul Muta’allim sudah mampu meluluskan santriwati yang ahli dalam Al-Qur’an sekaligus mahir membaca kitab kuning. Ini langkah awal yang luar biasa,” ungkapnya.
Wilayah koordinasi Jawa Tengah 3 sendiri mencakup Batang, Kota/Kabupaten Pekalongan, Pemalang, Tegal, Brebes, Purbalingga, Banyumas, dan Cilacap. Menurut Ustadz Imam, semakin banyak lembaga pendidikan di wilayah ini yang mulai mengadopsi metode Amtsilati sebagai bagian dari visi besar KH. Taufiqul Hakim, yakni mencetak 1 miliar santri Amtsilati di seluruh Indonesia.
Acara wisuda juga dihadiri oleh para wali santri, tokoh agama, dan masyarakat sekitar. Ditutup dengan mauidhoh hasanah dan doa penutup, suasana semakin terasa sakral sekaligus menggugah.
Gus Muhammad Iqbal berharap ke depan semakin banyak santri yang belajar Amtsilati di Ponpes Bustanul Muta’allim. “Kami ingin menjadi bagian dari gerakan besar mencerdaskan umat melalui pemahaman kitab kuning dan ilmu agama secara mendalam. Bismillah, ini baru permulaan,” tutupnya penuh optimisme.
Editor : Suryo Sukarno