Wamensos Agus Jabo: Jambore LKSA Bukti Negara Hadir untuk Kesejahteraan Anak

TEGAL, iNewsPantura — Jambore Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) se-Jawa Tengah yang berlangsung di Guci Forest, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, selama tiga hari, 7–9 Juli 2025, berlangsung meriah.
Kegiatan tersebut disemarakkan oleh 783 peserta dari 35 kabupaten/kota, serta dihadiri 135 tamu undangan dari berbagai unsur pemerintah pusat dan daerah.
Para peserta mengikuti beragam perlombaan seperti tari, baris-berbaris, cipta puisi, kerajinan tangan, mini vlog, games, dan yel-yel, serta pertunjukan seni dari anak-anak binaan LKSA.
Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono yang hadir di acara penutupan berpesan agar aktivitas ini tak hanya sekadar rutinitas semata.
"Tapi juga menjadi bagian dari upaya besar untuk mewujudkan perlindungan, kebahagiaan, dan masa depan yang lebih baik bagi anak-anak, khususnya anak-anak yang saat ini diasuh dan dibina di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA)," kata Agus Jabo.
Jambore ini merupakan kegiatan dua tahunan yang bertujuan meningkatkan kreativitas dan keterampilan anak-anak, mempererat silaturahmi antar-LKSA se-Jawa Tengah, serta memberikan pengalaman baru melalui aktivitas luar ruang yang membangun karakter.
Agus Jabo menekankan bahwa negara bertanggung jawab penuh atas perlindungan dan masa depan anak-anak Indonesia, termasuk mereka yang berada dalam asuhan LKSA.
"Tidak boleh ada anak yang tidak sekolah semua anak Indonesia harus sekolah mau yang kaya, yang miskin, ada di panti asuhan atau di luar, semua harus sekolah. Itu perintah Bapak Presiden," tegasnya.
Lebih lanjut Agus Jabo menyebutkan bahwa masih ada lebih dari 4 juta anak Indonesia yang tidak bersekolah, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS). Untuk menjawab tantangan itu, Presiden Prabowo telah menginstruksikan Kementerian Sosial membangun Sekolah Rakyat. Melalui Sekolah Rakyat anak putus sekolah mampu melanjutkan pendidikannya dan memutus rantai kemiskinan.
"Dengan Sekolah Rakyat ini Presiden Prabowo ingin memutus transmisi kemiskinan dengan pendidikan dan menginginkan supaya anak-anak di masa depan menjadi anak yang hebat serta mandiri. Sebagai jalan menuju Indonesia Emas tahun 2045," bebernya.
Selain pendidikan, ia juga menyampaikan bahwa program prioritas nasional seperti cek kesehatan gratis, makan bergizi gratis dan pengembangan koperasi desa Merah Putih digalakkan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Dalam kesempatan tersebut Wamensos menyerahkan bantuan Asistensi Rehabilitasi Sosial (Atensi) dari Kementrian Sosial dengan total anggaran Rp. 290.590.829 terdiri dari pemenuhan hidup layak 37 anak sebesar Rp. 133.237.000, alat bantu disabilitas 46 penerima manfaat sebesar Rp. 97.676.574 dan peralatan untuk rumah terapi sebesar Rp. 67.677.255.
Tahun ini menurut Agus, pemerintah menargetkan membuka 200 sekolah perintis sebelum nantinya dibangun sekolah permanen. Rencananya, tiap kabupaten/kota wajib punya minimal satu Sekolah Rakyat.
"Nanti yang permanen dibangun bersama Kementerian PUPR, dari SD sampai SMA, masing-masing bisa menampung sampai 1.000 siswa," katanya.
Agus menegaskan, sekolah ini hanya untuk keluarga miskin. "Walau fasilitasnya setara sekolah unggulan, ini khusus anak miskin. Yang lain tidak boleh. Itu pesan Presiden," terangnya.
Selain dukungan bantuan untuk LKSA, Agus Jabo juga mengapresiasi peran pendamping dan pengasuh anak di LKSA yang disebutnya sebagai “jembatan" mewujudkan impian.
Di tempat yang sama, Wakil Bupati Tegal Ahmad Kholid menyampaikan apresiasi atas kehadiran Wakil Menteri Sosial dan jajaran Kementerian Sosial yang menjadi energi baru bagi para pengasuh dan pendamping anak di Jawa Tengah dalam kegiatan Jambore. Menurutnya acara ini dapat membentuk kepribadian anak.
"Saya yakin dan percaya bahwa kegiatan Jambore seperti ini adalah salah satu media yang tepat untuk pembentukan karakter dan menjadi sarana penguatan nilai-nilai Gotong Royong, sportifitas, serta memperluas wawasan sosial anak-anak," ujar Ahmad Kholid.
Sementara itu Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Tegal, Teguh Triyono, menyampaikan komitmen untuk terus bersinergi dengan LKSA, terutama dalam literasi keuangan dan digitalisasi sistem pembayaran.
"Kita memberikan edukasi mengenali keaslian rupiah, memperlakukan rupiah (dengan baik) dan layanan bertransaksi termasuk kaitannya digitalisasi sistem pembayaran," jelas Teguh.
Jambore ini menjadi sarana bertumbuh bagi anak-anak dari berbagai LKSA di Jawa Tengah. Selama kegiatan, mereka mengikuti sesi edukatif dan rekreatif yang dirancang untuk memperkuat karakter, meningkatkan solidaritas, serta membangun kepercayaan diri.
Rahma (14) salah satu peserta dari LKSA Kaliangkrik Magelang, mengungkapkan senang dapat terlibat dalam Jambore. Ia berharap dapat ikut kembali di Jambore berikutnya.
"Alhamdulillah bisa ikut, jadi banyak pengalaman dan bertemu teman baru sekaligus bisa tahu tempat wisata yang indah. Senang juga bisa bertemu langsung Pak Wamen yang tadi memberikan bantuan. Semoga ketemu lagi di acara seperti ini," pungkasnya.
Editor : Yunibar SP