Wiwitan Tandur Pari, Pemulihan Sawah Banjir di Demak, Simbol Ketahanan Pangan

DEMAK, iNewsPantura.id – Harapan baru tumbuh di lahan pertanian Karangtengah, Kabupaten Demak. Lewat kegiatan “Wiwitan Tandur Pari” seluruh elemen pemerintah hingga pelaku usaha bersama memulihkan sawah yang terdampak banjir.
Acara ini menandai dimulainya kembali penanaman padi di lahan yang sempat tergenang banjir. Wakil Gubernur Jateng, Taj Yasin Maimoen, menegaskan bahwa Demak memegang peran penting dalam pasokan beras Jawa Tengah dan nasional.
“Pada Januari–Juli 2025, kontribusi Demak mencapai 8,89% terhadap produksi padi Jawa Tengah atau 1,41% nasional. Sinergi lintas sektor mutlak diperlukan agar pemulihan 512 hektare sawah terdampak banjir bisa berkelanjutan,” tegasnya.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jateng, Rahmat Dwisaputra, menambahkan, beras masih jadi komoditas penyumbang inflasi. BPS mencatat inflasi Jawa Tengah Juli 2025 sebesar 2,52% (yoy), lebih tinggi dari nasional 2,37% (yoy). “Banjir menekan pasokan, tapi normalisasi irigasi di Karangtengah sudah berhasil. Genangan surut, petani mulai kembali menanam,” jelasnya.
Pemulihan lahan ini melibatkan banyak pihak. BI Jateng menyalurkan bantuan sarana-prasarana pertanian dan biaya operasional alat berat. BBWS dan Dinas PU menurunkan excavator dan dump truck.
Pertamina memastikan distribusi BBM lancar, sementara Damkar Demak dan Pemerintah Desa Dukun membantu membersihkan gorong-gorong. Sejumlah perusahaan, termasuk PT Corin Mulia Gemilang, PT NBI, dan PT Djarum juga ikut serta melalui pengerukan hingga revitalisasi pohon.
Hasilnya mulai terlihat. Sebanyak 231,90 hektare lahan sudah kembali ditanami padi, sementara 223,11 hektare tengah dipersiapkan untuk musim tanam pertama. Luas tanam akan terus bertambah seiring surutnya banjir.
Kegiatan “Wiwitan Tandur Pari” bukan sekadar ritual tanam, tapi simbol semangat gotong royong menghadapi tantangan iklim, menjaga ketersediaan pangan, menekan inflasi, sekaligus menggerakkan ekonomi daerah.
Editor : Eddie Prayitno