Dorong Sekolah di Semarang Latih Guru Miliki Sertifikasi Pendidik Khusus

SEMARANG, iNewsPantura.id – Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang, Bambang Pramushinto mendorong agar sekolah-sekolah di Ibu Kota Jawa Tengah melatih guru-guru untuk memiliki sertifikasi guru pendidik khusus.
Hal ini untuk mewujudkan sekolah inklusi yang setara dan mampu mewadahi kebutuhan anak-anak istimewa di Kota Semarang.
Bambang menyebut jika Pemkot Semarang sudah memiliki regulasi terkait pendidikan inklusi.
“Semarang punya Perwal (Peraturan Walikota) tentang pendidikan inklusi, kemudian ada juga perwal tentang unit layanan disabilitas. Tapi kebijakan regulasi kan dinamis, menyesuaikan perkembangan kebutuhan masyarakat,” kata Bambang.
Dikatakan, permasalahan pendidikan inklusi kan masih ada, misalkan guru-guru yang punya sertifikasi Pendidik khusus ini masih sedikit.
“Kami buka masukan-masukan, kami tampung sebagai rekomendasi saat pembahasan RKPD (Rencana Kerja Pemerintah Daerah) 2026,” papar Bambang.
Usulan yang jadi masukan, lanjut Bambang, misalnya, terkait penambahan pelatihan guru-guru, atau penambahan sarpras sekolah inklusi untuk anak-anak berkebutuhan khusus.
“Kami akan diskusi dengan forum anak. Salah satunya, visi pendidikan inklusi kan terkait dengan siswa disabilitas. Kami akan identifikasi,” papar dia.
Termasuk, lanjutnya, kolaborasi dengan kelembagaan yang ada untuk mengisi kebutuhan pendidik di rumah inspirasi di masing-masing kecamatan.
“Kami kolaborasikan dengan RDRM (Rumah Duta Revolusi Mental), ada unit layanan disabilitas. Nanti kami kolaborasikan. Jadi anak-anak berkebutuhan khusus di Kota Semarang bisa mendapatkan pendidikan yang komprehensif,” papar Bambang.
Di Kota Semarang, menurut Bambang semua sekolah wajib menjadi sekolah inklusi. Hal ini sesuai dengan Peraturan Walikota (Perwal) 76 Tahun 2020 Tentang Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif di Kota Semarang.
“Perwal itu mengamanahkan semua sekolah wajib menjadi sekolah inklusi, enggak boleh nolak anak berkebutuhan khusus. Enggak boleh menolak anak disabilitas,” kata dia.
Menurut Bambang, mendidik anak berkebutuhan khusus tentunya perlu effort dan keterampilan khusus. Sehingga perlu GPK (Guru Pembimbing Khusus) yang bisa mendampingi anak didiknya.
“Kami punya GPK itu hanya 15 guru. Padahal setiap sekolah harus memiliki guru yang punya sertifikasi pendidik khusus Idealnya itu satu sekolah, satu guru yang punya sertifikasi,” sebut dia.
Sementara Walikota Semarang, Agustina Wilujeng Pramestuti mengatakan, Pemkot Semarang siap mewadahi anak-anak di Kota Semarang agar bisa juara dan berprestasi tak hanya di kancah kota Semarang, provinsi bahkan Nasional dan Internasional.
“Salah satunya, kita punya finalis batik Kalijati di Malaysia. Nah ini kan keren. Saya akan undang supaya bisa jadi semacam ‘icon example‘ bagi anak-anak. Kami akan dorong agar anak-anak berprestasi,” tutup Agustina saat kegiatan Ngobrol Penting Stakeholder Pendidikan Kota Semarang (ngopi bareng) di Quest Hotel Simpang Lima belum lama ini.
Editor : Eddie Prayitno