Replikasi Batik Ciprat Temanggung Merambah Kuningan Jawa Barat, Jadi Seragam Wajib ASN Hari Tertentu
KUNINGAN, iNewsPantura.id - Inovasi Sheltered Workshop Peduli (SWP) dengan ikon produk batik ciprat buatan penyandang disabilitas Temanggung, mulai direplikasi di Kabupaten Kuningan Jawa Barat.
Dalam waktu dua bulan, ratusan pesanan mulai masuk.
Pemberdayaan penyandang disabilitas mental melalui SWP dilaksanakan di Rumah Antara Graha Berdaya Kuningan, yang terletak di Desa Tambakbaya Kecamatan Garawangi Kabupaten Kuningan Jawa Barat.
Di tempat ini, puluhan penyandang disabilitas dilatih keterampilan pembuatan batik ciprat, batik dengan motif ciprat.
Mereka tampak tekun dalam pembuatan batik. Mulai dari mencipratkan malam, membuat motif, mewarna, menjemur dan melorot.
Menurut Dewi Suhartini, Kepala Sentra Terpadu Kartini Temanggung, batik ciprat di Graha Berdaya ini merupakan replikasi batik ciprat Sentra Terpadu Kartini Temanggung.
“Usaha batik ciprat di Graha Berdaya ini merupakan salah satu upaya kami dari Sentra Terpadu Kartini Temanggung, di bawah Direktorat Jendral Rehabilitasi Sosial Kemensos, untuk memberikan pemberdayaan kepada penyandang disabilitas. Kami berharap mereka dapat menyalurkan ekspresinya sehingga bisa menghasilkan secara ekonomi dan setara berkarya”, kata Dewi Suhartini.
Dalam waktu dua bulan sejak pelatihan dan pendampingan dari Sentra Terpadu Kartini Temanggung, graha berdaya Kuningan telah menerima pesanan hampir seribu lembar kain batik ciprat dari berbagai pihak.
Batik ciprat hasil kreasi penyandang disabilitas Graha Berdaya Kuningan ini mulai merambah berbagai kalangan. Dalam launching Shelter Workshop Peduli (SWP) Graha Berdaya dan fashion show batik ciprat Kuningan di Gedung Dewangga, Bupati Kuningan, Dian Rahmat Yuniar, memberi nama batik ciprat Jamuju, diambil dari nama pohon di Kuningan.
Bahkan Bupati Kuningan, menghimbau seluruh ASN jajarannya di Pemkab Kuningan memakai batik ciprat jamuju, buatan penyandang disabilitas kuningan, pada hari tertentu.
“Saya namakan Batik Ciprat Jamuju Kuningan yang merupakan tumbuhan endemik yang tumbuh di Gunung Ciremai. Jamuju mempunyai manfaat yang luar biasa bagi warga Kuningan”, ungkap Bupati.
Bupati juga menyampaikan batik ciprat ini juga merupakan bentuk komitemen dukungan kepada para penyandang disabilitas.
“Semua manusia perlu diberdayakan tanpa memandang latar belakang. Kita dorong mereka agar bisa berfingsi sosial, bisa mandiri dan bermanfaat”, tambah Bupati.
Salah satu pemakai batik ciprat dalam fashion show, Sellma Putri Rahayu mengaku sangat senang memakai batik ciprat, apalagi batik ciprat buatan penyandang disabilitas.
“Hari ini saya sedang memakai batik ciprat buatan penyandang disabilitas dari Kuningan. Saya merasa bangga memakai batik ini. Namun setelah mengetahui bahwa pembuatnya adalah penyandang disabilitas, saya semakin kagum dan haru. Semoga para penyandang disabilitas bisa terus berkarya dan diberi ruang untuk berkreasi dan berekspresi”, ungkap Sellma.
SWP merupakan Inovasi Sentra Terpadu Kartini di Temanggung untuk memberikan ruang pemberdayaan bagi disabilitas agar mandiri secara ekonomi. Inovasi yang berbasis pada pemberdayaan kelompok masyarakat inklusi ini memiliki ikon produk batik ciprat. SWP telah direplikasi di berbagai daerah dan akan terus direplikasi di beberapa tempat di wilayah kerja Sentra Terpadu Kartini Temanggung.
Editor : Suryo Sukarno