Setelah mendapat kecaman dan bullyan dari masyarakat akibat parodikan Andika Kangen Band, Tri Suaka dan Zinidin Zidan kini mendapatkan masalah besar lantaran diminta membayar royalti oleh beberapa musisi yang merasa dirugikan oleh mereka lewat video cover.
Erwin Agam selaku pencipta lagu Emas Hantaran bahkan meminta agar duo penyanyi cover itu membayar royalti kepadanya. Pasalnya, keduanya sempat membawakan lagu ciptaannya hingga meraup jutaan penonton di Youtube.
Naasnya hal itu rupanya sudah sempat disampaikan oleh pihak manajemennya beberapa waktu lalu lewat ajakan kerja sama. Akan tetapi, keduanya memilih untuk mengabaikan hal tersebut, hingga berbuntut panjang seperti ini.
"Satu lagi! Kalian enggak bayar pemakaian lagu saya (Emas Hantaran) yang mencapai jutaan viewers," tulis Erwin Agam di Facebook.
"Dihubungi manajer saya untuk kerja sama malah kalian matikan monetize konten tersebut. Kalian tak beretika," tegas Erwin Agam.
Selain itu, band Jogja Ngatmombilung juga sempat menuntut royalti kepada Tri Suaka dan Zidan. Hal itu terjadi lantaran mereka sempat membawakan lagu-lagu milik Ngatmombilung.
Saat dimintai royalti, Tri Suaka dan Zidan justru mematikan monetisasi mereka, sama seperti yang dilakukannya pada Erwin Agam. Hal itu membuat Ngatmombilung ikut angkat bicara baru-baru ini.
"2020 pernah berurusan dengan bassist kami karena cover tidak pernah izin. Tidak kaget kalau sekarang masalah seperti ini mencuat. Sudah ah bosen," katanya.
Tak berhenti sampai disitu, Tri Suaka dan Zidan juga terancam untuk membayar royalti sebesar Rp 1 miliar lantaran kerap memonetisasi lagu-lagu yang bukan milik mereka. Hal itu bahkan diungkapkan oleh Forum Komunikasi Artis Minang Indonesia (FORKAMI).
Selain itu, mereka juga menuntut agar Tri Suaka dan Zidan melayangkan permohonan maaf pada seluruh fans lagu Melayu. Khususnya kepada Andika Kangen Band.
"Memberikan somasi kepada Tri Suaka dan Zinidin Zidan agar meminta maaf kepada seluruh fans lagu Melayu, khususnya kepada vokalis Kangen Band, Andika Mahesa," kata Arianto selaku ketua Forkami.
Editor : Hadi Widodo