get app
inews
Aa Text
Read Next : Makna dan Filosofi Ketupat Makanan Khas Lebaran di Indonesia

Eksis Sejak Zaman Sunan Kalijaga, Ini Filosofi Ketupat dan Opor Sebagai Hidangan Lebaran

Rabu, 04 Mei 2022 | 06:03 WIB
header img
Eksis Sejak Zaman Sunan Kalijaga, Ini Filosofi Ketupat dan Opor Sebagai Hidangan Lebaran (Foto: Instagram)

Keempat sisi ketupat ini diasumsikan sebagai empat macam nafsu yang dimiliki manusia yang dikalahkan dengan berpuasa.

Ketupat atau kupat dalam bahasa Jawa merupakan kependekan dari Ngaku Lepat dan Laku Papat. Ngaku lepat artinya mengakui kesalahan. Ngaku lepat ini merupakan tradisi sungkeman yang menjadi implementasi mengakui kesalahan (ngaku lepat) bagi orang Jawa. Prosesi sungkeman yakni bersimpuh di hadapan orang tua seraya memohon ampun, dan ini masih membudidaya hingga kini.

Tradisi sungkeman ini mengajarkan akan pentingnya menghormati orang tua, bersikap rendah hati, memohon keikhlasan, dan ampunan dari orang lain, khususnya orang tua. Sedangkan laku papat artinya empat tindakan dalam perayaan lebaran. Empat tindakan tersebut adalah lebaran, luberan, leburan, dan laburan.

Lebaran memiliki makna usai, menandakan berakhirnya waktu puasa. Kata ini berasal dari kata lebar yang artinya pintu ampunan telah terbuka lebar. Luberan memiliki makna meluber atau melimpah. Leburan memiliki makna habis dan melebur. Sedangkan laburan adalah labor atau kapur. Kapur adalah zat yang biasa digunakan untuk penjernih air maupun pemutih dinding.

Maksudnya adalah agar manusia selalu menjaga kesucian lahir dan batin satu sama lain. Tak kalah dengan ketupat, opor menjadi pasangan dari ketupat. Opor ayam ini merupakan masakan yang biasa dikenal berasal dari Jawa Tengah dan Jawa Timur bagian barat, yang memiliki akar budaya Jawa. Pada opor ayam santan menjadi bahan utamanya. Santan sendiri dalam bahasa Jawa disebut dengan santen yang mempunyai makna ‘pangapunten’ alias memohon maaf.

Kombinasi antara opor dan ketupat ini diyakini menjadi sebuah lambang permintaan maaf yang tulus serta keinginan untuk memperbaiki kesalahan. Maka ketika Sunan Kalijaga menggunakan pendekatan budaya dalam berdakwah, yakni ketupat dan opor ayam yang dekat dengan kehidupan masyarakat Jawa, perlahan tapi pasti, agama Islam menyebar di wilayah Jawa. Sampai akhirnya ketupat pun melekat sebagai hidangan ikonis yang selalu dihidangkan saat Lebaran.

Editor : Hadi Widodo

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut