LONDON - Setengah dari 54 klien perusahaan gas Rusia Gazprom telah mengikuti persyaratan yang diminta Moskow guna membuka rekening di Gazprombank untuk pembayaran suplai gas.
Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak mengungkapkan bahwa hal itu terjadi mendekati tenggat waktu pembayaran yang ditetapkan Moskow.
Perusahaan di Uni Eropa telah mencoba untuk mengkonfirmasi selama berminggu-minggu bagaimana mereka dapat secara legal membeli gas Rusia, setelah Moskow menuntut pembeli asing membayar dalam rubel. Rusia menyetop pasokan gas ke Bulgaria dan Polandia bulan lalu setelah mereka menolak untuk melakukannya.
Rusia mengatakan perusahaan asing perlu membuka dua rekening untuk mematuhi mekanisme pembayaran baru - satu untuk mata uang asing, dan satu untuk rubel dan perusahaan Eropa perlu menyelesaikan konversi mata uang apa pun dalam waktu 48 jam.
Uni Eropa telah berbagi dua pedoman tertulis dengan negara-negara anggotanya, tetapi tidak secara eksplisit mengatakan bahwa pembukaan rekening rubel akan melanggar sanksi Uni Eropa terhadap Moskow.
Ketidakjelasan itu membuat sejumlah perusahaan kebingungan untuk memahami apakah mereka dapat membuka rekening ini untuk membeli gas tanpa melanggar sanksi. Hampir semua kontrak pasokan yang dimiliki perusahaan UE dengan Gazprom adalah dalam euro atau dolar.
Beberapa perusahaan terkemuka Barat telah membuka rekening di Gazprombank. Novak mengatakan kepada sebuah forum pada hari Kamis bahwa sekitar setengah dari klien Gazprom telah membuka rekening khusus di Gazprombank dalam mata uang asing dan dalam rubel.
"Pembayaran gas di bawah kontrak utama sudah jatuh tempo dan ada informasi bahwa beberapa perusahaan besar sudah membuka rekening, dan siap membayar tepat waktu," kata Novak dalam sebuah forum, seperti dilansir Reuters, Jumat (20/5/2022).
"Dalam beberapa hari ke depan kita akan melihat daftar terakhir siapa yang dibayar dalam rubel dan siapa yang ditolak," tambahnya.
Perusahaan-perusahaan yang menampung gas dari Rusia memiliki tenggat waktu pembayaran untuk pengiriman gas April mulai 20 Mei.
Ketidakjelasan sikap Komisi Eropa terkait mekanisme pembayaran gas Rusia membuat perusahaan-perusahaan Eropa bingung.
Dalam panduan tertulis resminya kepada pemerintah tentang masalah ini, Komisi Eropa menyarankan perusahaan agar tidak membuka rekening bank dalam rubel di Gazprombank untuk membayar gas, tetapi juga tidak secara eksplisit menyatakan bahwa membuka rekening rubel akan melanggar sanksi.
Di tengah kebingungan tersebut, harga gas Eropa telah bergejolak sepanjang minggu dipicu kekhawatiran tentang bagaimana perusahaan-perusahaan Eropa dapat secara legal membayar pasokan gas Rusia.
"Setelah pesan beragam muncul dari kedua belah pihak awal pekan ini, situasinya tampak sejelas lumpur," sindir Wei Xiong, analis senior di konsultan Rystad Energy.
Rusia memasok sekitar 40% dari kebutuhan gas Uni Eropa. Saat ini, negara-negara Eropa tengah dalam tekanan untuk memenuhi tangki cadangan gasnya guna menghadapi musim dingin mendatang dimana permintaan gas secara musiman akan melonjak.
Editor : Hadi Widodo