- Adenoma (tumor kelenjar) tiroid toksik, yang terjadi apabila sebagian kelenjar tiroid memproduksi hormon tiroid sendiri tanpa distimulasi oleh thyroid stimulating hormone(TSH). Hal ini biasanya dialami oleh penderita goiter(pembesaran kelenjar tiroid) jangka panjang, terutama lanjut usia.
- Tiroiditis, yakni peradangan pada kelenjar tiroid yang menyebabkan produksi hormon berlebihan. Peradangan ini dapat berakibat terjadinya hipertiroidisme yang berlangsung selama beberapa minggu.
- Adenoma (tumor kelenjar) hipofisis yang berupa tumor pada kelenjar hipofisis yang menyebabkan produksi TSH berlebihan sehingga stimulasi kelenjar tiroid untuk memproduksi hormon tiroid menjadi berlebihan pula.
Sementara itu, dampak hipertiroid pun bisa fatal. Dr EM Yunir, SpPD-KEMD, dari PB PERKENI, menyebutkan dampak komplikasi hipertiroid dan hipotiroid dalam artikel Okezone : Ini Dampak Fatal Komplikasi Hipertiroid dan Hipotiroid.
"Kalau hormon tiroid tidak dikelola dan tidak diobati, orang itu akan hidup dalam keadaan hipertiroid. Akibatnya, metabolisme tubuhnya tinggi," tambah dr Yunir.
Gejalanya meliputi demam, berat badan turun, dan jantung berdebar-debar. Sampai akhirnya, gejala yang timbul terlalu berat bisa mengalami gangguan gagal jantung. Kadar elektrolit dalam urinnya pun menurun. Begitu juga kadar kaliumnya rendah, sehingga pasien tidak bisa mengangkat kakinya.
Hipertiroid yang ditandai dengan pembesaran bola mata, semakin lama bola matanya semakin keluar. Hal ini menyebabkan matanya kering dan luka. Karena korneanya rusak, menyebabkan pasien tidak bisa melihat. Otot-otot bola matanya juga tidak bergerak seimbang antara kiri dan kanan.
Perlu diketahui, bila hipertiroid sudah sangat berat, pasien dapat mengalami krisis tiroid. Dr Yunir mengatakan, krisis ditandai adanya penurunan kesadaran, gangguan jantung, panas bisa mencapai 42 derajat Celsius, dan akhirnya meninggal.
Editor : Hadi Widodo