JAKARTA - Presiden Soeharto memimpin Indonesia selama 32 tahun sejak 1967-1998. Selama Soeharto menjabat menjadi presiden di Indonesia terdapat demo dengan massa yang cukup besar. Bahkan aksi demo yang terjadi ini menimbulkan korban jiwa.
Berikut ini 3 demo besar yang terjadi di era Presiden Soeharto:
Pada 12 September 1984, terjadi insiden berdarah di Tanjung Priok yang mengakibatkan korban luka hingga tewas di kalangan sipil. Peristiwa ini terjadi ketika Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) menangani demo yang dilakukan masyarakat yang menolak diterapkannya asas tunggal Pancasila oleh Soeharto.
Demo ini pun berujung kerusuhan yang mengakibatkan aparat bertindak tegas dengan melepaskan tembakan. Menurut data Komisi Nasional untuk Hak Asasi Manusia, 24 orang tewas dan 55 orang mengalami luka luka.
2. Demo Semanggi I
Pada 11-13 November 1998 terjadi demo Semanggi I yang menentang pemerintah dan anggota DPR/MPR Orde Baru. Saat itu, pemerintah transisi Indonesia melaksanakan Sidang Istimewa yang bertujuan membahas agenda pemerintahan serta menentukan pemilu selanjutnya. Saat berlangsung sidang tersebut, warga bergabung dengan mahasiswa yang berdemo di Jakarta dan kota besar di Indonesia.
Aksi demo dilakukan karena ketidakpercayaan terhadap anggota DPR/MPR Orde Baru hingga mendesak untuk menyingkirkan militer dari politik serta pembersihan pemerintahan dari orang Orde Baru. Tanggal 13 November 1998 menjadi puncak aksi demo, di mana massa dan masyarakat berkumpul di Semanggi, bergabung di Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Jakarta. Dalam aksi ini, terjadi penembakan yang mengakibatkan 17 orang tewas.
Demo Trisakti berlangsung pada 12 Mei 1998, diprakarsai oleh sejumlah mahasiswa yang menuntut Presiden Soeharto turun dari jabatannya. Demo ini mengakibatkan empat mahasiswa Universitas Trisakti meninggal dunia. Aksi pun berlanjut, pada 13 Mei 1998 ibu kota Jakarta menjadi lautan aksi massa. Demo ini mencapai puncaknya pada 14 Mei 1998.
Tak hanya demo, pembakaran serta penjarahan tak bisa dihindarkan. Banyak toko dan rumah yang mengalami kerusakan, dan harta benda yang dijarah. Kondisi yang semakin tak terkendali ini membuat Presiden Soeharto lengser dari jabatannya pada 21 Mei 1998. Pemprov DKI Jakarta mencatat 288 orang tewas. Sementara itu, Polda Metro Jaya mencatat 451 orang, dan Kodam Jaya mencatat 463 orang tewas dalam demo ini.
Editor : Hadi Widodo
Artikel Terkait