BEIJING - Kementerian Luar Negeri China menyebutkan bahwa Amerika Serikat (AS) dan sekutu NATO telah merusak perdamaian dunia dengan memicu konflik dan memulai genderang perang, mengejar kepentingan egois Washington dengan mengorbankan warga sipil tak berdosa di seluruh dunia.
“Sejarah NATO adalah tentang menciptakan konflik dan mengobarkan perang, secara sewenang-wenang meluncurkan perang dan membunuh warga sipil tak berdosa, bahkan sampai hari ini,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian kepada wartawan.
“Fakta telah membuktikan bahwa bukan China yang menimbulkan tantangan sistemik bagi NATO, dan sebaliknya NATO yang membawa tantangan sistemik yang membayangi bagi perdamaian dan keamanan dunia,” imbuhnya seperti dikutip dari Russia Today, Kamis (7/7/2022).
Zhao membuat komentarnya satu minggu setelah NATO, untuk pertama kalinya, memilih China sebagai prioritas strategis dan “tantangan” bagi kepentingan Barat.
"China secara substansial membangun kekuatan militernya, termasuk senjata nuklir, menggertak tetangganya, mengancam Taiwan...memantau dan mengendalikan warganya sendiri melalui teknologi canggih, dan menyebarkan kebohongan dan disinformasi Rusia," kata Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg Rabu lalu.
Ketegangan antara NATO dan China telah meningkat sejak Rusia melancarkan serangan militernya terhadap Ukraina pada Februari. Beijing, yang telah menolak untuk bergabung dalam kampanye pimpinan AS untuk menghukum dan mengisolasi Rusia atas konflik tersebut, telah menyatakan bahwa NATO memprovokasi krisis tersebut.
Pada KTT NATO pekan lalu di Spanyol, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menuduh China berusaha merusak tatanan internasional berbasis aturan. Zhao pun menanggapi pernyataan itu.
"Apa yang disebut tatanan internasional berbasis aturan sebenarnya adalah aturan keluarga yang dibuat oleh segelintir negara untuk melayani kepentingan AS sendiri," ujar Zhao.
"AS mengamati aturan internasional hanya jika dianggap cocok,” tambahnya, dan telah berusaha melalui NATO untuk meningkatkan persaingan dengan China dan memicu konfrontasi kelompok.
Perang kata-kata terbaru antara Washington dan Beijing terjadi hanya beberapa hari sebelum Blinken dijadwalkan bertemu dengan Menteri Luar Negeri China Wang Yi.
Keduanya dijadwalkan untuk berbicara pada hari Sabtu ketika para menteri luar negeri berkumpul di KTT G20 di Indonesia.
Editor : Hadi Widodo
Artikel Terkait