Fakta Fakta Bendera Merah Putih, Terinspirasi dari Majapahit hingga Proses Penjahitan Penuh Air Mata
Bendera Merah Putih mempunyai arti penting bagi bangsa Indonesia, Bendera yang dijuluki Sang Saka Merah Putih itu resmi diakui sebagai bendera Indonesia sejak berkibar saat Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945
Memiliki sejarah yang panjang, Sang Saka Merah Putih dijadikan simbol Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ditetapkan melalui Undang-Undang Dasar 1945.
Pemilihan warna merah putih pada bendera pusaka ternyata tidak sembarang pilih. Pemilihan warna merah yang berarti berani dan putih yang berarti suci menjadi arti filosofis yang mendalam bagi bangsa Indonesia.
Selain itu, masih banyak fakta-fakta menarik lainnya mengenai Sang Dwi Warna ini. Berikut fakta-fakta mengenai bendera pusaka, sebagaimana dirangkum pada Senin (8/8/2022) :
1. Warna Merah Putih Terinspirasi dari Bendera Kerajaan Majapahit
Dilansir dari laman resmi Direktorat Perlindungan Kebudayaan, penggunaan warna merah putih terinsipirasi dari warna bendera Kerajaan Majapahit yang terdiri atas sembilan garis merah putih yang melambangkan kebesaran. Namun, Kerajaan Majapahit ternyata bukan satu-satunya kerajaan di Nusantara yang menggunakan warna merah putih ini.
Kerajaan Kediri juga menggunakan warna ini sebagai lambang pemerintahan. Selain itu, Pangeran Diponegoro pernah menggunakan bendera warna merah putih dalam peristiwa Perang Jawa ketika melawan Belanda.
2. Punya Nama Resmi
Nama resmi bendera negara Indonesia ditetapkan dalam Pasal 35 Undang-Undang Dasar 1945. Dalam pasal tersebut disebutkan bahwa bendera Indonesia adalah Sang Merah Putih. Hal ini disebutkan pula dalam Undang Undang Republik Indonesia No 24 Pasal 1.
Selain nama resmi, Sang Merah Putih memiliki julukan-julukan lainnya seperti Sang Saka Merah Putih, Bendera Pusaka, dan Bendera Merah Putih.
3. Bendera Pusaka Pertama Pertama Dijahit oleh Fatmawati
Nama Fatmawati sudah sangat terkenal di masyarakat Indonesia. Selain dikenal sebagai istri Presiden Soekarno, Fatmawati dikenal atas jasanya dalam pembuatan bendera merah putih. Berkat jasanya tersebut, Fatmawati menjadi salah satu istri Soekarno yang paling diingat masyarakat.
Ibu negara Indonesia pertama ini menjahit Sang Saka Merah Putih dengan mesin jahit tangan. Saat itu, dirinya tidak diizinkan menggunakan mesin jahit kaki karena keadaannya yang sedang hamil besar.
4. Memiliki Warna dan Desain Serupa dengan Bendera Monako
Serupa tapi tak sama. Istilah itulah yang dapat menggambarkan warna dan desain dari bendera negara Indonesia dan Monako. Bendera Indonesia dan Monako memiliki warna dan desain yang terlihat sangat mirip.
Meskipun begitu, kedua bendera ini tetap memiliki perbedaan. Menurut Pasal 4 Undang Undang Republik Indonesia No 24 Tahun 2009 Tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan, bendera Indonesia memiliki ukuran 2:3. Hal ini berbeda dengan negara Monako yang memiliki bendera berukuran 4:5. Dari rasio yang berbeda itu, terlihat bendera Indonesia terlihat lebih panjang dibandingkan bendera Monako yang hampir berbentuk persegi. Selain itu, jika dilihat dari Pantone Matching System (PMS), warna merah pada bendera Indonesia menggunakan PMS Red 032. Berbeda dengan bendera Monako yang menggunakan PMS Red 032C.
5. Bendera Pusaka Pertama Bukan dari Kain Seprai
Selama ini mungkin banyak masyarakat Indonesia yang salah kaprah mengenai sejarah pembuatan bendera merah putih pertama. Nyatanya, Sang Saka Merah Putih tidaklah dibuat dari kain seprai dan kain milik penjual soto.
Pembuatan bendera pertama dilaksanakan atas kehendak Jepang yang memberikan janji kemerdekaan kepada bangsa Indonesia. Fatmawati memperoleh kain tersebut dari Chaerul Basri, kepala barisan propaganda Jepang. Kain tersebut merupakan kain katun halus yang diambilnya dari gudang yang terletak di Jalan Pintu Air.
6. Proses Penjahitan Penuh Air Mata
Saat proses penjahitan, Ibu Fatmawati mengiringi proses tersebut dengan air mata. Namun, air mata yang dimaksud bukanlah air mata kesedihan, melainkan air mata haru. Dilansir dari Okezone, Sukmawati, putri keempat Soekarno, bercerita mengenai proses pembuatan bendera merah putih oleh ibunya.
Saat itu, Fatmawati merasa gembira karena Indonesia terbebas dari penjajah. Hal itu membuat dirinya begitu bersemangat dalam menjahit bendera merah putih sehingga tak mampu menahan air matanya karena terharu
Editor : Hadi Widodo
Artikel Terkait