Kisah Jerry, Preman Pensiun yang Sukses Jadi Tukang Bubur

Fatimatus Zahro
Jerry preman pensiun yang sukses jadi tukang bubur. Foto:ist

JAKARTA, iNewsPantura.id - Kisah preman pensiun ternyata tak hanya ada dalam sinetron. Ada Kisah Jerry,  preman pensiun di dunia nyata, yang sukses jadi tukang bubur hingga memiliki 8 Cabang dengan omzet ratusan juta/bulan.

Jerry adalah seorang pemuda asal Jakarta yang memilih pensiun menjadi preman dan beralih profesi menjadi tukang bubur. Keputusannya mencari rezeki dengan cara halal membuatnya sukses hingga memiliki beberapa cabang.

Sebelum menjadi juragan bubur ayam, jerry pernah menjadi preman di terminal. Menurut Jerry meski uang selalu ada saat jadi preman, tapi tidak jelas digunakan untuk apa. "Dulunya preman saya. Anak nakal intinya. Hidup di terminal. Kalau orang hidup di jalanan itu uang memang banyak, tapi enggak jelas. Makanya saya harus beralih profesi. Kalau enggak, kita masih di tempat yang sangat buruk, makanya saya alih profesi untuk berusaha dan mencari berkah," kata dia, dikutip dari YouTube Kawan Dapur.

Setelah pensiun menjadi preman pada 2003, dia pun belajar membuat bubur ayam dari kakaknya. Pada awal menjadi tukang bubur, dia mendapat pinjaman gerobak dari tetangganya. Namun jualan bubur ayam ternyata tak semudah yang dibayangkan karena beberapa kali mengalami kegagalan.

Dari sebelumnya jualan keliling di Kampung Rambutan, Jakarta Timur, kemudian dia mencari tempat mangkal mulai dari Tebet hingga Kuningan. Namun sewa tempat di lokasi tersebut mahal hingga akhirnya dia menemukan tempat yang cocok di Pademangan, Jakarta Utara pada 2012.

"Di Tebet dan Kuningan enggak cocok karena kontrak mahal, lalu lari ke Pademangan, dapat tempat dan ngontrak di sana pada 2012," ujarnya.

Usaha dengan nama Bubur Ayam Special Bang Jerry Khas Pemalang itu ternyata laris manis di Pademangan hingga dua bulan kemudian, dia membuka cabang kedua di sana. Hingga akhir tahun lalu, dia sudah memiliki 8 cabang, dengan rincian 4 di Pademangan, 2 di Mangga Besar, dan 2 di Cikupa Tangerang.
Tiap cabang rata-rata habis 9 liter per hari. Namun, khusus di pusatnya, bubur ayamnya jual pagi dan malam hari. "Ada yang (bawa) 9 liter, ada yang 5, 6, 8, sama 7. Kalau di sini 9 liter. Kalau sore 5 liter. Rata-rata 8-9 liter. Satu porsi (bubur ayam) Rp10.000. Kalau hari libur, bisa bawa 20 liter," tuturnya.

Semua cabang bubur ayam miliknya ramai pembeli. Bahkan, dia memiliki 17 karyawan di sejumlah cabang tersebut. Dengan ramainya pembeli di 8 cabang bubur ayam yang dimilikinya, diperkirakan omzetnya mencapai ratusan juta per bulan.

Artikel ini telah tayang di www.inews.id , Klik untuk baca: https://www.inews.id/finance/bisnis/kisah-preman-pensiun-jadi-tukang-bubur-ayam-dari-gerobak-pinjaman-hingga-punya-8-cabang/2.

 

 

Editor : Muhammad Burhan

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network