Kisah Malahayati: Laksamana Perempuan Pertama yang Pimpin Pasukan Janda, Usir Penjajah

Muhammad Burhan
Kisah Laksamana Malayahati, laksamana perempuan pertama yang memimpin pasukan janda, berperang dan mengusir penjajah.Foto:Ist

JAKARTA, iNewsPantura.id - Hari ini 22 Desember adalah hari ibu, Indonesia mempunyai banyak ikon pahlawan hebat seorang ibu, salah satunya Laksamana Malayahati, laksamana perempuan pertama yang memimpin pasukan janda, berperang dan mengusir penjajah.

Profil Kisah Malahayati sangat membanggakan Indonesia. Pahlawan Nasional tersebut telah banyak berjasa dalam menumpas penjajah yang datang ke Nusantara. Kisah hidupnya ini menginspirasi banyak orang, terutama wanita di Indonesia.

Sang laksamana laut perempuan pertama Malahayati yang berasal dari Kesultanan Aceh lahir di Aceh Besar pada tahun 1550. Ayahnya adalah Laksamana Mahmud Syah yang merupakan keturunan dari Sultan Salahuddin Syah.

Sejak kecil, Malahayati dididik dengan pendidikan ala militer oleh ayah dan kakeknya hingga ia bercita-cita menjadi laksamana.  Ia bahkan diizinkan untuk masuk akademi angkatan bersenjata milik kesultanan bernama Mahad Baitul Maqdis.  

Selama menempuh pendidikan militer, Malahayati bertemu dengan Tuanku Mahmuddin bin Said Al Latief. Keduanya akhirnya memutuskan untuk menikah. Suatu ketika, Kesultanan Aceh tengah berperang di perairan Selat Malaka dengan dipimpin oleh Sultan Alauddin Riayat Syah Al-Mukammil dan dibantu dua orang laksamana, dimana salah satunya adalah Tuanku Mahmuddin bin Said Al Latief.  

Suami Malahayati tewas dalam peperangan tersebut. Kemudian, Malahayati meminta sultan untuk membentuk Inong Balee, pasukan para janda. Seluruh prajurit Inong Balee adalah wanita janda yang suaminya meninggal dunia dalam peperangan.

Sejak dibentuk, Inong Balee seringkali berperang melawan bangsa penjajah. Bahkan armada ini mampu mengalahkan pasukan Belanda yang dipimpin oleh Cornelis de Houtman. Saat bertempur melawan Belanda tersebut, Malahayati menikam Cornelis de Houtman dengan rencong. Sang kapten tewas dalam pertempuran. Tahun 1606, Malahayati menghembuskan nafas terakhirnya dalam sebuah pertempuran melawan tentara Portugis di Selat Malaka. Malahayati tiada bersama Inong Balee yang tidak bisa melanjutkan perjuangannya.

Malahayati telah ditetapkan menjadi pahlawan nasional dalam Keputusan Presiden RI Nomor 115/TK/Tahun 2017 tentang Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional. Malahayati juga diabadikan dalam sejumlah jalan dan tempat-tempat umum, di antaranya Pelabuhan Malahayati di Aceh Besar, Universitas Malahayati di Bandar Lampung, hingga jalan di beberapa daerah.

Artikel ini telah tayang di www.inews.id , Klik untuk baca: https://www.inews.id/news/nasional/kisah-tokoh-malahayati-laksamana-laut-perempuan-pertama-yang-diabadikan/2.


Download aplikasi Inews.id untuk akses berita lebih mudah dan cepat:
https://www.inews.id/apps

Editor : Muhammad Burhan

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network