NEW YORK, iNewsPantura.id - Meski sahamnya terus merosot tahun ini hingga mendekati 70 %, namun CEO Tesla Inc Elon Musk yakin Tesla akan jadi perusahaan paling berharga di bumi
Dia menyebut merosotnya saham tesla sebagai kegilaan apsar saham dan minta agar para karyawannya jangan terganggu."Btw, jangan terlalu terganggu dengan kegilaan pasar saham. Karena kami terus menunjukkan kinerja yang sangat baik, pasar akan mengenalinya. Dalam jangka panjang, saya sangat yakin Tesla akan menjadi perusahaan paling berharga di Bumi!" kata dia, dikutip dari Reuters, Kamis (29/12/2022).
Anjloknya saham Tesla dipicu kekhawatiran investor terhadap melemahnya permintaan kendaraan dan Musk yang sibuk mengurusi Twitter. Dalam email yang dikirim ke karyawan pada Rabu (28/12/2022), Musk menyakini dalam jangka panjang, Tesla bakal menjadi perusahaan paling berharga di dunia.
Musk mendesak karyawan untuk meningkatkan pengiriman pada akhir kuartal ini setelah perusahaan menawarkan diskon di Amerika Serikat dan China. "Silakan bekerja keras selama beberapa hari ke depan dan secara sukarela membantu pengiriman jika memungkinkan. Itu akan membuat perbedaan nyata!" ujarnya.
Menurut data Refinitiv, analis memperkirakan Tesla akan mengirimkan 442.452 kendaraan pada kuartal IV 2022 Sementara itu, anjloknya harga saham Tesla telah merugikan nilai saham yang dimiliki oleh karyawan pembuat mobil listrik tersebut. Tesla telah menawarkan kompensasi dalam bentuk saham untuk sebagian besar karyawan termasuk pekerja pabrik. Adapun saham perusahaan rebound pada Rabu, dengan ditutup naik 3,31 persen menjadi 112,71 dolar AS per saham.
Itu terjadi setelah saham merosot 11 persen pada sesi sebelumnya di tengah laporan Reuters bahwa Tesla berencana untuk mengurangi produksi pada Januari di pabriknya di Shanghai. Berita itu memicu kekhawatiran menurunnya permintaan di pasar mobil terbesar dunia itu.
Analis Morgan Stanley memangkas target harga saham Tesla dari 330 dolar AS menjadi 250 AS. Menurut analis, permintaan mobil yang melebihi pasokan dalam dua tahun terakhir akan secara substansial terbalik menjadi penawaran yang melebihi permintaan pada 2023.
Editor : Muhammad Burhan
Artikel Terkait