PEKALONGAN,iNews - Gading Ogi Saputra (17) , warga Desa Kebonagung, Kajen Kabupaten Pekalongan bersama ibunya Susiyati pernah dijadikan narasumber dalam sebuah diskusi online yang digelar sebah lembaga nirlaba nasional bekerjasama dengan BUMN dan media nasional. Gading diperkenalkan sebagai penyandang Cerebral Palsy.
Apa sebenarnya Cerebral Patsy yang diderita Gading?
Menurut situs aladokter.com, Cerebral palsy adalah penyakit yang menyebabkan gangguan pada otot, gerak, dan koordinasi tubuh. Kondisi ini dapat terjadi pada masa kehamilan, ketika proses persalinan, atau di tahun pertama setelah kelahiran.
Gejala cerebral palsy atau lumpuh otak sangat beragam. Pada tingkat paling parah, cerebral palsy dapat menyebabkan kelumpuhan. Penderitanya mungkin memerlukan peralatan khusus untuk bisa beraktivitas. Penyakit ini bahkan dapat menyebabkan penderitanya tidak mampu berjalan sehingga memerlukan perawatan seumur hidup.
Kerusakan otak pada cerebral palsy bersifat permanen dan tidak bisa disembuhkan. Namun, ada perawatan yang dapat dilakukan untuk membantu meningkatkan fungsi saraf yang mengatur pergerakan otot tubuh. Penyakit ini juga tidak akan bertambah buruk, tetapi beberapa gejalanya dapat berubah seiring waktu.
Penyebab Cerebral Palsy
Cerebral palsy atau lumpuh otak disebabkan oleh gangguan perkembangan otak pada anak, yang menyebabkan gangguan pergerakan dan postur tubuh. Selain itu, kondisi ini juga dapat menimbulkan gangguan kecerdasan.
Cerebral palsy umumnya terjadi pada masa kehamilan, tetapi juga dapat terjadi saat proses persalinan, atau beberapa tahun pertama setelah anak lahir.
Belum diketahui secara pasti apa penyebab gangguan perkembangan tersebut, tetapi kondisi ini diduga dipicu oleh sejumlah faktor berikut:
1.Gangguan pada masa kehamilan
Cerebral palsy paling sering disebabkan oleh gangguan perkembangan otak saat anak masih di dalam kandungan. Kondisi ini disebabkan oleh:Perubahan pada gen yang memiliki peran dalam perkembangan otak. Selain itu bisa juga karena infeksi saat hamil yang menular pada janin, seperti cacar air, rubella, sifilis, herpes, zika, toksoplasmosis, dan infeksi cytomegalovirus. Gangguan pada kehamilan juga terjadi karena ada gangguan aliran darah ke otak janin dan perbedaan golongan darah rhesus antara ibu dan bayi
2. Gangguan pasca persalinan
Kerusakan otak pada cerebral palsy juga dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang terjadi saat atau setelah bayi lahir, yaitu: Kurangnya suplai oksigen pada otak bayi (asfiksia) selama proses persalinan, kelahiran sungsang, yaitu lahir dengan kaki keluar terlebih dahulu,penyakit kuning (kernikterus). Selain itu juga bisa karena radang pada otak (ensefalitis) atau selaput otak (meningitis) bayi. Serta karena cedera parah di kepala, contohnya pada kasus shaken baby syndrome atau akibat kecelakaan
Faktor risiko cerebral palsy
Terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko bayi terkena cerebral palsy, yakni kelahiran bayi kembar dua atau lebih, terutama jika salah satu bayi selamat dan bayi yang lain meninggal saat dilahirkan, berat badan bayi yang rendah saat lahir, yaitu kurang dari 2,5 kilogram atau juga kelahiran prematur, yaitu lahir pada usia kehamilan kurang dari 37 minggu selain itu juga bisa karena kebiasaan buruk pada ibu selama masa kehamilan, seperti merokok, mengonsumsi minuman beralkohol, atau menggunakan NAPZA
Gejala Cerebral Palsy
Cerebral palsy adalah penyakit yang menyebabkan gangguan pada otak dan fungsi sistem saraf, seperti pada gerakan, intelektual, pendengaran, penglihatan, serta kemampuan berbicara. Pada anak atau bayi yang terkena cerebral palsy, sejumlah gejala yang dapat timbul berupa:
Pergerakan dan koordinasi.Gejala cerebral palsy yang berkaitan dengan pergerakan dan koordinasi adalah:
- Kecenderungan menggunakan satu sisi tubuh, seperti menyeret salah satu tungkai saat merangkak, atau menggapai sesuatu hanya dengan satu tangan.
- Kesulitan melakukan gerakan yang tepat, misalnya saat mengambil suatu benda. Ada juga gejala lain seperti gaya berjalan yang tidak normal, seperti berjinjit, menyilang seperti gunting, atau dengan tungkai terbuka lebar
- Otot yang kaku atau malah sangat lunglai
- Sendi kaku dan tidak terbuka sepenuhnya (kontraktur sendi)
- Tremor pada wajah, lengan, atau anggota tubuh lainnya
- Gerakan menggeliat yang tidak terkontrol
- Kemampuan berbicara dan makan
- Gangguan pada otot di sekitar wajah akibat cerebral palsy dapat mengakibatkan penderitanya kesulitan dalam berbicara dan makan. Gejala yang mungkin terlihat akibat kondisi ini adalah:
Gangguan berbicara (disartria) :
- Kesulitan dalam menelan (disfagia)
- Kesulitan dalam mengisap dan mengunyah
- Terus-menerus mengeluarkan air liur
- Pertumbuhan dan perkembangan
Penderita cerebral palsy umumnya juga mengalami gangguan pada pertumbuhan dan perkembangannya. Gejala yang mungkin muncul antara lain:
- Terhambatnya pertumbuhan anggota tubuh sehingga ukurannya akan lebih kecil dibandingkan dengan ukuran normal
- Terlambatnya perkembangan kemampuan gerak, seperti duduk, berguling, atau merangkak
- Gangguan belajar
- Gangguan kecerdasan
- Sistem saraf
Kerusakan pada otak dapat mengakibatkan gangguan pada sistem saraf, seperti:
- Kejang (epilepsi)
- Gangguan penglihatan
- Gangguan pendengaran
- Kurang merespons terhadap sentuhan atau rasa nyeri
- Kondisi kesehatan mental, seperti gangguan emosional dan perilaku
- Ketidakmampuan dalam menahan buang air kecil (inkontinensia urine)
Gejala cerebral palsy bisa ringan hingga berat. Jenis gejala yang muncul tergantung pada bagian otak yang terpengaruh. Gejala tersebut biasanya muncul dalam 2 tahun pertama usia anak dan bisa bersifat permanen.
Kapan harus ke dokter
Lakukan pemeriksaan ke dokter jika Anda menemukan tanda atau gejala cerebral palsy pada anak Anda. Gangguan tumbuh kembang anak perlu segera didiagnosis dan ditangani agar kualitas hidup anak bisa meningkat.
Diagnosis Cerebral Palsy
Dokter dapat menduga seorang anak mengalami cerebral palsy apabila terdapat sejumlah gejala yang telah disebutkan sebelumnya. Dokter juga akan berbicara dengan pasien dan melakukan pemeriksaan fisik untuk menguji pendengaran dan penglihatannya.
Untuk lebih memastikan diagnosis, dokter akan menyarankan pemeriksaan lanjutan, seperti: Tes darah, untuk menyingkirkan kemungkinan gejala disebabkan oleh kondisi atau penyakit lain.Dokter biasanya juga akan melakukan pemindaian dengan MRI, CT scan, dan USG, untuk melihat area otak yang rusak atau berkembang secara tidak normal. Elektroensefalografi (EEG), untuk melihat aktivitas listrik otak dengan bantuan alat khusus yang disambungkan ke kulit kepala
Setelah memastikan diagnosis cerebral palsy, dokter dapat melakukan pemeriksaan lain untuk mendeteksi gangguan pada kecerdasan, postur, dan kesembangan. Tes juga dilakukan untuk memeriksa gangguan dalam bicara, melihat, mendengar, dan bergerak.
Editor : Muhammad Burhan
Artikel Terkait