‘Son of Omicron’ atau Omicron Siluman memang sudah masuk ke Indonesia, dari data Kementerian Kesehatan RI, dr. Siti Nadia Tarmizi mendeteksi sekitar 252 varian BA.2.
“Sebenarnya kita sudah mendeteksi varian ini, jumlah BA.2 saat ini sudah terdeteksi 252. Memang BA.2 ini dia dikatakan lebih cepat menular dan meningkatkan tingkat keparahan,” jelasnya.
Namun, dr. Nadia mengonfirmasi, dari pola yang ada saat ini kasus positif Covid-19 secara global masih didominasi oleh varian Omicron (BA.1).
“Tapi dari pola yang ada saat ini, bukan hanya di Indonesia, tapi di dunia itu 90 persen didominasi oleh varian Omicron BA.1,” ujarnya.
Dia menegaskan, masyarakat tak perlu memusingkan jenis mutasi varian virus corona yang ada. Sebab, apa pun jenis variannya, upaya pengendalian tetap pada testing, tracing dan treatment, protokol kesehatan dan vaksinasi Covid-19 primer lengkap dua dosis dan dosis lanjutan ketiga atau booster.
Inilah kenapa, pemerintah saat ini tengah menggenjot upaya percepatan cakupan vaksinasi. Diharapkan saat memasuki bulan Ramadan pada April mendatang, masyarakat sudah bisa kembali beraktivitas sedikit lebih normal.
“Apa pun variannya kuncinya hanya 3T, prokes 3M, dan vaksinasi. Kita lakukan percepatan vaksinasi primer dan booster yang harus selesai secepat mungkin. Sesuai dengan arahan pak Menteri Kesehatan, kita harus 70 persen dosis lengkap semua sebelum kita masuk Ramadan, supaya bulan Ramadan tahun ini kita bisa melakukan berbagai aktivitas yang pernah kita lakukan,” tutup dr. Nadia.
Editor : Hadi Widodo
Artikel Terkait