RIYADH – Mohammed Bin Salman (MBS) Putra Mahkota Arab Saudi mengatakan bahwa Arab Saudi tidak melihat Israel sebagai musuh, mereka melihat sebagai sekutu potensial.
Hal tersebut membuat curiga kalau Riyadh akan bergabung dengan negara-negara yang menormalisasi hubungan dengan Tel Aviv.
“Kami tidak melihat Israel sebagai musuh, kami melihat mereka sebagai sekutu potensial, dengan banyak kepentingan yang dapat kami kejar bersama. Tetapi kami harus menyelesaikan beberapa masalah sebelum mencapai itu,” kata Bin Salman kepada The Atlantic, menurut transkrip wawancara yang dirilis kantor berita SPA, Kamis (3/3/2022).
Ditanya tentang kemungkinan Arab Saudi mengikuti langkah-langkah Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain dalam membangun hubungan dengan Israel, Muhamad bin Salman menekankan bahwa setiap negara memiliki "kebebasan sendiri untuk melakukan apa pun yang dianggap cocok untuk pemerintah dan rakyatnya", demikian dilansir Middle East Monitor.
Saat ini Arab Saudi tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel, tetapi pada 2020, dua sekutu dekatnya di Teluk, Bahrain dan UEA, menormalisasi hubungan dengan Israel.
Kesepakatan normalisasi yang dilakukan kedua negara itu di bawah Kesepakatan Abraham yang ditengahi Amerika Serikat (AS) membuat marah warga Palestina, yang mengutuknya sebagai "tikaman dari belakang".
MbS juga berbicara tentang hubungan Arab Saudi dengan rival kawasan sekaligus musuh bebuyutannya, Iran. Menurut Sang Putra Mahkota, hubungan Arab Saudi dengan Iran menunjukkan perbaikan dan akan lebih baik jika kedua negara bisa hidup berdampingan.
Mereka adalah tetangga. Tetangga selamanya. Kita tidak bisa menyingkirkan mereka, dan mereka tidak bisa menyingkirkan kita," katanya tentang Iran.
"Jadi lebih baik bagi kita berdua untuk menyelesaikannya dan mencari cara agar kita bisa hidup berdampingan."
Selain terkait hubungan bilateral, MbS juga membicarakan sejumlah topik lain dalam wawancara dengan publikasi bulanan AS tersebut.
Di antara isu yang dibahas adalah mengenai pembunuhan jurnalis Washington Post, Jamal Khashoggi dan “pembersihan” yang dilakukannya terhadap sejumlah pejabat dan keluarga Kerajaan pada 2018.
Editor : Hadi Widodo
Artikel Terkait