RUSIA - Setiap negara memiliki sistem pertahanan dan keamanan yang berbeda, seperti penggunaan senjata nuklir yang dimiliki beberapa negara di dunia seperti Rusia dan Amerika Serikat.
Rusia dilaporkan memiliki hulu ledak nuklir terbanyak di antara 9 negara di dunia. Data itu dikeluarkan oleh Federation of American Scientists pada 23 Februari 2022.
Dalam laporan tersebut sebagaimana dilihat dari Al Jazeera, Rusia memiliki 5.977 hulu ledak, diikuti Amerika Serikat 5.428, China 350, Prancis 290, Inggris 225, Pakistan 165, India 160, Israel 90, dan Korea Utara. 20. Totalnya adalah 12.705 hulu ledak nuklir.
Dari data tersebut, Rusia dan Amerika memiliki lebih dari 90 persen hulu ledak nuklir di dunia.
Ketika Rusia menyerbu Ukraina pada 24 Februari lalu, sebagian besar hulu ledak itu disebut-sebut berada dalam cadangan, dengan hanya sekitar 1.600 dikerahkan sebagai senjata tanah, laut, dan udara, seperti rudal dalam silo atau bom dijatuhkan oleh pesawat.
Jumlah total senjata telah turun sekitar 80 persen sejak akhir Perang Dingin, dari sekitar 70.300 pada 1986 menjadi 12.700 pada awal 2022. Tapi itu masih dikuasai banyak senjata nuklir.
"Ada banyak diskusi tentang apakah itu berarti Rusia memiliki semacam mode nuklir pemicu-bahagia," kata Hans Kristensen, Direktur Proyek Informasi Nuklir di Federasi Ilmuwan Amerika.
"Sulit untuk menduga. Jika pejabat Rusia diminta untuk duduk di sekitar meja dan seluruhnya mempertimbangkan berapa banyak senjata nuklir taktis yang dibutuhkan, murni berdasarkan rasional yang nyata dan strategis, saya menduga bahwa angka akan dengan cepat turun ke jauh lebih sedikit (daripada hari ini),” ucapnya.
Kristensen mengatakan Putin sering membuat kiasan ke gudang nuklir Rusia sebagai pertunjukan kekuatan. Pada 2015, dalam film dokumenter TV Negara Rusia, Putin telah mempertimbangkan menempatkan pasukan nuklir Rusia waspada selama aneksasi Rusia Krimea setahun sebelumnya.
"Dia tinggal di gelembung yang sangat kecil, dan dia sangat paranoid. Dia bersedia melakukan hal-hal yang sangat tidak rasional,” ujarnya.
Lalu apakah Presiden Rusia Vladimir Putin punya alasan untuk mempertimbangkan menggunakan senjata nuklir? Menurut para ahli, dari sudut pandang strategis, tidak ada alasan bagi Rusia untuk menggunakan senjata nuklir. Tetapi mereka berkata Putin sendiri adalah sumber ketidakpastian terbesar.
"Elemen emosi dan kemarahan yang merayap ke dalam pernyataan Putin khususnya sangat mencolok," ujar Paul Hare, dosen senior dalam studi global di Universitas Boston.
"Biasanya kami telah mengaitkan gaya diplomatik Rusia dengan sejenis laconic, hampir sarkastik,” lanjutnya.
Tetapi perang nuklir dirasa akan merusak kemenangan yang akan diklaim Putin di Ukraina.
“China akan semakin khawatir dengan sikap Putin dan kemungkinan akan mendesaknya untuk memulihkan tatanan dunia perdagangan global dan investasi di mana kemakmuran China bergantung," jelasnya.
"Perang nuklir adalah mimpi terburuk China,” lanjutnya.
Editor : Hadi Widodo
Artikel Terkait