GROBOGAN, iNewsPantura.id – Perjuangan panjang Sukahar (60), seorang penjual es dung keliling asal Desa Kaliwenang, Kecamatan Tanggungharjo, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, akhirnya membuahkan hasil. Setelah menabung dari hasil jualan selama 13 tahun, ia dan sang istri, Ngatminatun, dipastikan berangkat menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci pada tahun 2025.
Setiap hari sejak pagi buta, pasangan suami istri ini menyiapkan adonan es dung—makanan sejenis es krim tradisional yang terbuat dari tepung, santan, dan buah nangka. Dengan menggunakan alat sederhana yang terpasang di atas gerobak dorong, es dung buatan mereka dijual keliling dari satu desa ke desa lain. Gerobak Sukahar kerap mangkal di depan sekolah, menyasar para pelajar sebagai pelanggan utamanya.
Profesi sebagai penjual es dung telah digeluti Sukahar selama hampir 35 tahun. Dari penghasilan yang tak seberapa itu, ia rutin menyisihkan antara Rp50.000 hingga Rp60.000 setiap hari sejak tahun 2010, ketika ia dan istrinya pertama kali berniat naik haji. Pada tahun 2012, pasangan ini resmi mendaftarkan diri sebagai calon jemaah haji.
Namun perjalanan mereka menuju Tanah Suci penuh tantangan. Pada 2022, mereka seharusnya berangkat, namun keberangkatan tertunda akibat pandemi COVID-19. Kesempatan kedua datang pada 2024 sebagai jemaah cadangan, namun kembali gagal berangkat karena keterbatasan kuota.
Tahun ini, impian itu akhirnya terwujud. Sukahar dan Ngatminatun tergabung dalam Kloter 37 bersama calon jemaah haji lainnya asal Grobogan. Jika sesuai jadwal, keduanya akan diberangkatkan pada 10 Mei 2025 dari embarkasi haji.
“Kami sangat bersyukur bisa berangkat tahun ini setelah menunggu selama 15 tahun. Semoga ibadah kami diberi kelancaran, keselamatan, dan menjadi haji yang mabrur,” tutur Sukahar haru.
Kisah Sukahar menjadi inspirasi bahwa dengan ketekunan dan niat yang tulus, siapa pun bisa mewujudkan impian, tak peduli seberapa sederhana profesinya.
Editor : Suryo Sukarno
Artikel Terkait
