SEMARANG, iNewsPantura.id – Dunia perhotelan di Jawa Tengah sedang menghadapi tantangan besar. Efisiensi anggaran pemerintah membuat banyak instansi mengurangi kegiatan di hotel, yang selama ini menjadi salah satu sumber pemasukan utama bagi industri ini.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jateng, Heru Isnawan, mengungkapkan bahwa pemangkasan anggaran tersebut membuat pendapatan hotel turun drastis, terutama di sektor MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition).
“Pendapatan hotel bisa turun sampai 50 persen. Banyak hotel yang mengandalkan kegiatan MICE sekarang okupansinya anjlok hingga 40 persen,” katanya dalam sarasehan yang digelar di Hotel Grasia Semarang, Kamis (15/5).
Tak hanya hotel berbintang, hotel kelas menengah dan kecil pun ikut terdampak. Bahkan, banyak karyawan kontrak seperti petugas dapur, resepsionis, keamanan, hingga kebersihan mulai dirumahkan.
Agar kondisi ini tidak makin parah, PHRI mendorong pemerintah untuk segera mencairkan sebagian anggaran kegiatan instansi yang berkaitan dengan perhotelan. Selain itu, para pengusaha hotel juga mulai beradaptasi dengan mengubah ruang kosong menjadi co-working space dan lebih aktif menyasar pasar swasta serta wisatawan umum.
Sarasehan ini diadakan PHRI Jateng bekerja sama dengan Disporapar dan Ditintelkam Polda Jateng. Acara ini dihadiri oleh Kasubdit 2 Ditintelkam Polda Jateng, AKBP Mashudi SH, dan Kabid Pemasaran Pariwisata Disporapar Jateng, Endro Wicaksa.
AKBP Mashudi mengatakan, industri pariwisata dan perhotelan punya peran penting dalam menjaga stabilitas ekonomi dan keamanan daerah. Ia mendorong kerja sama semua pihak agar sektor ini bisa bangkit kembali.
“Event-event lokal, seperti olahraga dan budaya, bisa diangkat untuk menarik kunjungan wisatawan,” ujarnya.
Sementara itu, Endro Wicaksa dari Disporapar mengungkapkan bahwa pihaknya terus menggenjot promosi pariwisata melalui media digital, baliho, hingga roadshow ke luar daerah.
Hasilnya cukup menggembirakan. Jumlah wisatawan domestik yang datang ke Jateng naik dari 56 juta pada 2023 menjadi hampir 69 juta pada 2024. Wisatawan mancanegara pun bertambah, dari 464 ribu menjadi 593 ribu orang.
“Kenaikan jumlah wisatawan ini ikut mendongkrak pendapatan daerah dari Rp49,9 miliar menjadi Rp56,5 miliar. Kami akan terus perkuat sinergi dengan sektor perhotelan agar Jawa Tengah tetap jadi tujuan wisata favorit,” katanya.
Editor : Suryo Sukarno
Artikel Terkait