KARANGANYAR, iNewsPantura.id – Angin segar berhembus dari Karanganyar, Jawa Tengah. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, Indonesia resmi mengirimkan tenaga kerja profesional sopir bus ke Jepang. Bukan sekadar wacana, tujuh driver jebolan Japan Indonesia Driving School (JIDS) kini bersiap mengaspal di rute-rute sibuk Negeri Sakura, setelah dilepas dalam seremoni pelepasan Jumat (1/8/2025).
Langkah ini bukan hanya soal kerja ke luar negeri—tapi soal pengakuan dunia atas kompetensi sopir Indonesia. Para pionir ini menembus pasar Jepang melalui skema Specified Skilled Worker (SSW) atau Tokutei Ginou, membuka peluang emas bagi ribuan driver lainnya di Tanah Air.
“Ada tujuh orang yang sudah kami nyatakan siap berangkat,” ujar Bowo Kristianto, Direktur JIDS dan LPK Hiro, lembaga di bawah bendera PT Hiro Sejahtera Bersama.
Empat dari mereka akan bertugas di Osaka Bus, sementara tiga lainnya bergabung dengan Meitetsu Bus, operator transportasi ternama Jepang. Dan ini baru permulaan.
“Kebutuhan Jepang mencapai 10.000 sopir per tahun. Target kami tahun ini bisa kirim 100 driver,” kata Bowo, berapi-api.
Dididik dengan Standar Jepang, Siap Tarung di Negeri Orang
Tak sekadar belajar menyetir, para peserta digembleng bahasa, etika kerja, hingga budaya Jepang. Salah satunya, Seto Ramadan, menyebut pengalaman ini sebagai titik balik hidupnya.
“Saya belajar banyak, mulai dari tata cara menyapa, mengemudi dengan standar Jepang, sampai etika kerja. Ini mimpi saya sejak lama,” kata Seto dengan mata berbinar.
Demi memperluas jaringan dan memperkuat kualitas lulusan, JIDS telah menjalin kemitraan dengan dua raksasa asosiasi otobus di Jepang—Japan Association Bus dan Tokyo Association Bus—yang mewakili lebih dari 200 perusahaan transportasi.
Tak berhenti di angka tujuh, sebanyak 56 siswa lain dari program Tokutei Ginou Driver sudah mendapatkan penempatan kerja dan akan segera menyusul ke Jepang.
LPK Hiro: Tak Hanya Sopir, Tapi Mesin Produksi SDM Andal ke Jepang
Tak hanya mencetak sopir, LPK Hiro dikenal sebagai salah satu lembaga pelatihan paling produktif di Indonesia. Sejak berdiri, lembaga ini telah memberangkatkan 322 siswa magang ke Jepang hingga Juli 2025.
“Dalam waktu dekat, ada 318 siswa lain yang siap berangkat. Kami bergerak di banyak sektor: konstruksi, manufaktur, pengolahan makanan, mekanik mobil, hingga las,” kata Sutiman Abdul Rohman, pengurus LPK Hiro.
Dengan target 700 peserta per tahun, Hiro bukan sekadar LPK—tapi gerbong harapan untuk masa depan kerja anak muda Indonesia.
Pemerintah Daerah Apresiasi: Ini Solusi Pengangguran yang Nyata
Plt Kepala Disdagperinaker Karanganyar, Heru Joko Sulistyono, mengapresiasi kiprah Hiro Group yang secara nyata ikut menurunkan angka pengangguran di wilayahnya, yang pada 2024 masih tercatat 3,47 persen.
“Kami tak bisa kerja sendiri. Kolaborasi dengan LPK seperti Hiro sangat strategis untuk memperluas lapangan kerja,” tegas Heru.
Namun, Heru mengingatkan pentingnya pembinaan setelah para pekerja kembali ke Indonesia.
“Kami ingin mereka pulang bukan hanya bawa uang, tapi juga pengalaman. Itu bisa jadi modal membangun usaha sendiri di kampung,” imbuhnya.
Editor : Suryo Sukarno
Artikel Terkait