JEPARA, iNewsPantura.id - Dewan Kesenian Daerah (DKD) Kabupaten Jepara melangsungkan Festival Teater Jepara (Festara) selama tiga hari sejak Jumat, 7 November 2025. Sebanyak 14 kelompok teater tampil membawakan cerita bertema seni ukir. Beragam persoalan sosial yang terjadi hari ini berkait keberlangsungan seni ukir mampu dihadirkan dengan baik oleh para peserta.
Seperti lakon Warisan Bapak yang dipentaskan kelompok Teater Bosas. Pertunjukan lakon itu mengisahakn seorang anak perempuan bernama Lestari yang enggan melanjutkan warisan usaha orangtunya. Lestari yang masih duduk di bangku SMA lebih memilih akan bekerja di pabrik ketimbang melanjutkan usaha ukir peninggalan orangtuanya.
“Untuk apa, bu? Percuma semua itu membuang waktu. Mending cari kerja yang sudah jelas hasilnya,” ucap tokoh Lestari pada lakon Warisan Bapak yang diperankan Hetta Kumala.
Lantaran terus didesak oleh ibunya, Lestari pun murka. Foto keluarga tergantung di dinding dipecah. Kotak penyimpanan pahat peninggalan ayahnya pun dibanting. Sontak, tangis Indah, adik Lestari dan ibunya pecah. Pagi yang cerah seketika menjadi muram.
“Nduk, ini surat yang ditulis oleh bapakmu. Dia berpesan agar anak-anaknya mau meneruskan apa yang sudah dibangun oleh bapak. Bapak kalian ingin kalian anak-anaknya tau dan paham dengan sejarah ukir, apa lagi yang di Jepara ini. Bapak ingin kalian menjadi orang yang hebat seperti bapak. Bapak adalah pengukir hebat,” kata tokoh Ibu.
Mendengar kalimat itu, Lestari pun tersadar. Niat Lestari bekerja di pabrik sirna. Lantas, Lestari bersama adiknya, Indah, dan ibunya bergegas membersihkan tempat usaha mengukir warisan orangtunya.
Lakon Warisan Bapak yang disutradarai oleh Reza Agnes Sindy itu berhasil keluar sebagai Juara 1 Festara 2025. Pementasan berdurasi 40 menit itu juga berhasil mengantarkan Hetta Kumala sebagai Aktris Utama terbaik. Kelompok teater Bosas juga membawa piala nominasi setting proprti terbaik.
Ketua DKD Jepara, Kustam Erey Kristiawan, menyampaikan pada momen Festera tahun ini, DKD Jepara juga memberikan penghargaan kepada kelopok Teater Kelakon dari Karimunjawa sebagai kelompok perintis dan pelopor seni teater di wilayah kepulauan Karimunjawa. Sejak pertama Festera diselenggarakan 10 tahun lalu, belum pernah ada kelompok teater dari Karimunjawa sebagai peserta.
“Kami melihat memang tidak ada kelompok teater di sana (Karimunjawa). Baru pada Festera tahun ini ada peserta dari Karimunjawa, itu sebabnya kami memberikan penghargaan ini, tidak hanya proses berteaternya saja, kawan-kawan dari Karimunjawa mau pentas di darat (Jepara) itu juga butuh perjuangan yang luar biasa,” ujar Kustam.
Festival teater yang didukung Bakti Budaya Djarum Foundation menempatkan kelompok teater Turi sebagai Jura 2 dan teater Among Jiwo sebagai juara 3. Pada nominasi Sutradara Terbaik diraih Kurniawan Saputra. Kemudian nominasi makup kostum terbaik diraih kelompok teater Among Jiwo. Lalu piala Aktor Utama Terbaik jatuh pada Richard Arya dari kelompok teater Piss. Sementara Aktor/ Aktris Pembantu Terbaik diraih Najwa dari kelompok teater Bp.
Editor : Suryo Sukarno
Artikel Terkait
