TEGAL, iNewsPantura – Tragedi ledakan di masjid SMA Negeri 72 Jakarta, Kelapa Gading, Jakarta Utara, pada Jumat (7/11/2025), masih menyisakan keprihatinan mendalam di kalangan masyarakat, terutama para pendidik.
Peristiwa tersebut menjadi refleksi penting bagi dunia pendidikan untuk memperkuat nilai-nilai positif dan menciptakan lingkungan belajar yang aman serta menyenangkan bagi peserta didik.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Jawa Tengah, Sadimin, seusai menghadiri seminar bertema “Menciptakan Lingkungan Belajar Menyenangkan” di Aula Kampus Mataram, Universitas Harkat Negeri (UHN) Tegal, Selasa (11/11/2025).
Seminar tersebut turut menghadirkan narasumber antara lain Rektor UHN Sudirman Said, Wakil Wali Kota Tegal Tazkiyyatul Muthmainnah, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah XI Indri Astuti, serta Psikolog RSUD Kardinah Anna Dani.
Menurut Sadimin, dunia pendidikan tidak cukup hanya menciptakan sekolah ramah lingkungan, tetapi juga harus mampu menghadirkan suasana belajar yang menyenangkan dan menumbuhkan karakter positif siswa.
“Dengan lingkungan belajar yang menyenangkan, akan bisa mengurangi para siswa yang berperilaku negatif. Mereka selalu dalam suasana yang positif, merasa dihargai, dan akhirnya terdorong untuk berbuat hal-hal yang baik,” kata Sadimin.
Menurut Sadimin, Disdikbud Provinsi Jawa Tengah akan terus mendorong dan menginstruksikan seluruh satuan pendidikan untuk mewujudkan ekosistem pembelajaran yang menggembirakan.
“Kami ingin setiap sekolah di Jawa Tengah menjadi tempat yang menyenangkan untuk belajar. Tidak hanya fokus pada capaian akademik, tetapi juga pada suasana batin dan kebahagiaan anak didik,” tandasnya.
Sementara itu, Rektor UHN, Sudirman Said, menekankan pentingnya konsistensi dalam membangun pendidikan, terutama di tengah situasi bangsa yang dinamis.
“Bila kita fokus kepada pembangunan pendidikan dalam situasi apa pun, maka insyaallah bangsa ini akan maju,” jelas Mantan Menteri ESDM.
Ia kemudian mencontohkan teladan dari Kaisar Jepang Hirohito yang menempatkan pendidikan sebagai fondasi utama kebangkitan negaranya pascaperang dunia kedua.
“Ketika Jepang kalah perang, yang pertama kali ditanyakan Kaisar adalah berapa jumlah guru yang masih hidup. Perintah pertamanya adalah bangun sekolah guru, perbanyak jumlah guru, dan bangun Jepang lewat pendidikan. Hasilnya, dalam waktu yang tidak lama, Jepang bisa bangkit dan bahkan menyaingi Amerika di bidang industri,” ungkapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Wali Kota Tegal, Tazkiyyatul Muthmainnah, menyebut seminar tersebut sebagai bentuk nyata sinergi antarinstansi untuk memperkuat pembelajaran yang bermakna, berkarakter, dan berkeadilan.
“Pendidikan adalah tanggung jawab bersama sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Pemerintah pusat, provinsi, dan daerah harus berkolaborasi dalam merancang serta mengevaluasi kebijakan pendidikan secara terintegrasi,” tutur Tazkiyyatul.
Ia menegaskan, Pemerintah Kota Tegal berkomitmen memperluas akses pendidikan yang berkualitas dan merata.
“Sinergi ini bertujuan untuk mewujudkan layanan pendidikan yang merata dan berkeadilan bagi seluruh anak bangsa tanpa terkecuali. Pemkot Tegal akan terus mendorong program pembelajaran yang berorientasi pada karakter dan makna,” pungkasnya.
Dalam kegiatan tersebut juga dilakukan peluncuran program Sinar Pelajar (Sinergitas Kolaborasi Pembelajaran Mendalam dalam Pemerataan Mutu Sekolah) di wilayah kerja Cabang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Wilayah XI.
Selain itu, turut dilakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Fakultas Psikologi dan Pendidikan UHN dengan Cabang Dinas Pendidikan Wilayah XI Jawa Tengah, sebagai wujud kerja sama strategis dalam pengembangan pembelajaran berbasis karakter, psikologi pendidikan, dan peningkatan mutu sekolah di Jawa Tengah.
Editor : Yunibar SP
Artikel Terkait
