Mediasi Buntu, Warga Korban Longsor Tambang di  Darmakeradenan Turun ke Jalan

Mas Sal
Aksi warga Desa Dharma Kradenan, Kecamatan Ajibarang yang memasang poster-poster terhadap protes yang dipasang di pinggir jalan desa. Foto: iNewsPantura.id/ Mas Sal

BANYUMAS ,iNewsPantura.id — Mediasi yang berulang kali menemui jalan buntu membuat warga Desa Darmakeradenan, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas, akhirnya turun ke jalan. Pada Kamis (18/12) pagi, warga memasang sejumlah banner tuntutan sebagai bentuk protes, mendesak PT Star Semen Bima bertanggung jawab atas longsor yang diduga kuat dipicu aktivitas penambangan batu di wilayah tersebut.

Aksi pemasangan banner ini dipicu oleh belum adanya penyelesaian terhadap tiga rumah warga yang terdampak langsung longsor, serta puluhan rumah lain yang ikut merasakan dampaknya. Warga menilai longsor tidak bisa dilepaskan dari aktivitas tambang, sementara pihak perusahaan justru menyebut peristiwa tersebut sebagai bencana alam.

Ketua RW 01 Desa Darmakeradenan, Muhammad David Maulana, menegaskan bahwa seluruh upaya mediasi yang telah ditempuh sejauh ini tidak membuahkan hasil. Menurutnya, pertemuan demi pertemuan yang digelar di tingkat kecamatan hingga desa selalu mentok pada perbedaan pandangan soal penyebab longsor.

“Mediasi sudah berkali-kali dilakukan, baik di Kecamatan Ajibarang maupun di Jatillogok. Namun sampai sekarang tidak ada penyelesaian. Pihak semen menolak menandatangani kesepakatan karena menyebut ini bencana alam, bukan akibat tambang,” ujar David.

Pernyataan tersebut kian menambah keresahan warga, khususnya mereka yang terdampak langsung. Warga mengaku terus memberi tekanan agar ada kejelasan, sekaligus meminta pemerintah daerah turun tangan mendampingi korban longsor dan memfasilitasi penyelesaian yang adil.

Dampak aktivitas penambangan juga dirasakan warga yang berprofesi sebagai peternak. Rahman, seorang peternak sapi, mengaku kandangnya dipindahkan atas permintaan pihak perusahaan dengan janji kompensasi. Namun hingga kini, janji tersebut belum terealisasi.

 “Kami disuruh pindah kandang, dijanjikan ada kompensasi. Tapi sampai sekarang belum ada. Saya tidak nyaman karena kandang sekarang dekat pemukiman,” kata Rahman.

Rahman bersama warga lain menuntut kepastian kompensasi yang telah dijanjikan PT Star Semen Bima. Mereka meminta kandang dikembalikan ke lokasi semula atau kompensasi segera dibayarkan sesuai kesepakatan awal.

Hingga berita ini diturunkan, PT Star Semen Bima Ajibarang belum memberikan pernyataan resmi terkait tuntutan warga. Warga menegaskan aksi akan terus berlanjut jika tuntutan mereka terkait tanggung jawab sosial perusahaan dan penyelesaian dampak longsor tidak segera dipenuhi.

 

Editor : Suryo Sukarno

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network