Berikut Kisah Al Imam Habib Ahmad Al Muhdhor, Penulis Qasidah Sa'duna Fiddunya dn juga ayahanda dari Al Habib Muhammad Al Muhdhor Bondowoso, yang perlu Anda ketahui.
Sejak saat itu beliau dikenal sebagai “anak kesayangan” Sayyidah Khodijah, Qosidah-Qasidah karangan beliau tak pernah sepi dari pujian untuk Ummul Mu’minin Khodijah. (Termasuk Qosidah kegemaran Mbah Mun : Sa’duna Fiddunya ini).
Bahkan tiap tahunnya, di bulan Muharrom, beliau selalu mengadakan acara Haul Sayyidah Khodijah yang lebih dikenal dengan acara “Ihda Asyariah”. Sebelum bertolak ke Indonesia, Biasanya Habib Umar selalu menyempatkan hadir ke acara ini.
Habib Ahmad juga dikenal sebagai sosok yang humoris. Salah satu kisah unik dan lucu tentang beliau ditulis oleh Habib Ali Bungur dalam kitabnya “Taajul A’ras” :
“Dulu Habib Ahmad berkunjung ke desa Taris Hadhramaut bersama putranya yang masih bayi, Habib Muhammad Bin Ahmad Al-Muhdhor. Sesampainya di Taris, Habib Muhammad sakit keras, suhu panasnya tinggi. Ketika keadaan sang anak makin parah, Habib Ahmad pergi berziarah ke makam Habib Hasan Bin Shalih Al-Bahar, seorang wali besar yang disemayamkan di desa Taris, beliau lalu berkata:
“Bib… Anak ana jatuh sakit. Sedangkan ana sekarang ada di daerah kekuasaan ente. Ingat ya bib. Kalo sampe terjadi apa-apa sama anak ana, ana bakal keluar dari golongan Habaib dan bergabung dengan golongan Wahhabi.. ”
Habib Ahmad lalu pulang dan menemukan anaknya sudah kembali sehat wal afiyat seperti sedia kala.
Habib Ahmad memiliki banyak santri yang berhasil menjadi ulama-ulama besar, yang paling kesohor adalah Habib Ali Bin Muhammad Al-Habsy Shohibul Maulid. Habib Ahmad wafat dan dimakamkan di Guweireh Hadhramaut pada tahun 1304 H.
Allah Yarham Habibana Ahmad Al-Muhdhor. Berawal dari rasa cinta beliau kepada Sayyidah Khodijah yang beliau tuangkan dalam bait-bait gubahannya, sampai saat ini beliau berhasil menginspirasi banyak orang (termasuk para kekasih Allah sekelas Abuya dan Mbah Mun) untuk memiliki ikatan dan rasa cinta khusus kepada Sayyidah Khodijah.
Bait-bait Qosidah beliau yang masih kita baca hingga saat ini adalah bukti Bahwa kekuatan cinta adalah kekuatan sejati, yang tak kan pernah lekang oleh waktu dan tak pernah mengenal kata henti..
Lahul fatihah..
Editor : Hadi Widodo
Artikel Terkait