Lukisan Dewi Lanjar Karya Pak Canting Bikin Merinding

Ribut Achwandi
Taufik Taroji aka Pak Canting, seniman serba bisa Kota Pekalongan (sumber: facebook).

PEKALONGAN, iNewspantura.id – Dunia seni, karena sifatnya yang halus dan butuh kontempelasi, tidak jauh-jauh dari berbagai macam pengalaman spiritual. Hampir setiap pelaku seni pernah mengalami kejadian-kejadian supranatural atau kejadian mistis. Tak terkecuali, yang dialami Kang Taufik atau yang karib disapa Pak Canting.

Pria paruh baya yang pernah tampil dalam sebuah program edukasi membatik yang ditayangkan di stasiun televisi lokal milik Pemerintah Kota Pekalongan itu mengaku pernah mengalami kejadian aneh. Terutama, saat ia melukis sosok yang diyakininya sebagai ratu laut utara, Dewi Lanjar.

Mendengar nama sosok yang dilukisnya saja, sebagian masyarakat Pekalongan, tentu sudah bergidik bulu roma. Apalagi, dalam mitos yang berkembang di masyarakat, sosok tersebut dikenal sebagai sosok mistis dan penuh daya magis. Bahkan, kerap juga dicitrakan sebagai penguasa laut utara yang memiliki kekuasaan besar atas kawasan laut utara Jawa. Konon, ia juga memiliki istana di laut tersebut.

Terlepas dari benar tidaknya, mitos itu tampaknya masih cukup kuat di masyarakat. Malah, seperti diungkapkan Pak Canting, pengalamannya melukiskan sosok Dewi Lanjar tempo hari membuatnya menghadapi berbagai kejadian yang ganjil.

Kejadian pertama, tutur Pak Canting, setiap malam tertentu kamar tempat saya menyimpan lukisan itu selalu beraroma wangi. “Sampai-sampai, kalau pas saya nggak di rumah, istri saya selalu mendengar suara berisik di kamar itu,” tutur Pak Canting.

Meski begitu, istri Pak Canting tidak merasa takut. Sebab, tak hanya sekali ia mengalami kejadian ganjil itu. “Istri saya malah nungguin lukisan itu,” ungkap Pak Canting.

Kejadian lain, yang sama ganjilnya adalah ketika keponakan Pak Canting membawa lukisan itu dengan sepeda motor. “Motornya sempat mogok. Nggak mau jalan sama sekali. Begitu diperiksa, sama sekali tak ada masalah dengan mesin atau onderdil motor, bensin juga penuh,” tutur Pak Canting.

Setelah memeriksa kendaraan dan menemukan kendaraan yang ditumpangi itu baik-baik saja, keponakan Pak Canting berusaha menghidupkan kembali mesin motornya. Akan tetapi, sama sekali tak mau jalan. “Malah, rem belakang motornya nggepok! Ajib kan?!” ungkap Pak Canting dengan penuh semangat.

“Lalu, seseorang mendatanginya. Orang tua itu meminta agar lukisan itu dibawa pulang dengan jalan kaki. Keponakan saya manut. Dan benar, setelah lukisan itu pulang ke rumah, motornya nyala lagi dan bisa jalan. Rem belakang yang tadinya nggepok, masih bisa berfungsi secara normal. Aneh kan?” katanya.

Dari kejadian itu, Pak Canting lantas berpandangan, lukisan kadang kala memang memiliki nilai sakral. Tetapi, hal yang terpenting dari kejadian itu, ia menjadi lebih waspada dan berhati-hati dalam bersikap. Sebab, menurutnya, kehidupan itu kompleks. “Kita tidak hidup sendirian. Ada banyak bentuk-bentuk kehidupan dalam dimensinya masing-masing. Kita tidak boleh saling mengganggu apalagi bergesekan dengan bentuk-bentuk kehidupan itu. Akan lebih baik, kita saling mengerti saja,” pungkasnya.

Editor : Ribut Achwandi

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network