JAKARTA - Jupiter adalah salah satu contoh planet gas raksasa di tata surya. Planet terbesar di tata surya ini muncul dalam fenomena astronomi langkat planet sejajar pagi tadi, Jumat (24/6/2022).
Dirangkum dari laman EDUSAINSA BRIN (LAPAN), planet ini memilki bintik merah yang memukau siapapun ketika memandangnya baik saat senja atau fajar.
Jupiter dinamai oleh pengamat langit pada era Romawi, karena Jupiter adalah dewa pelindung bagi kerajaan Romawi, di mana mitologi ini dikaitkan dengan mitologi Yunani dengan dewa tertingginya, yakni Zeus.
Planet ini menjadi sangat penting ketika pada tahun 1610, Galileo Galilei mengarahkan teleskopnya dan mengamati empat satelit alami pertama yang mengelilingi Jupiter, menandai penemuan pertama benda langit yang mengelilingi objek selain Bumi.
Para astronom mengenali Jupiter sebagai planet terbesar di tata surya jauh sebelum misi eksplorasi luar angkasa menggunakan wahana antariksa diluncurkan.
Diketahui, Jupiter berdiameter 142.948 km atau hampir 11 kali diameter Bumi, sehingga planet ini mampu menampung 1.321 Bumi.
Kemudian, Massa Jupiter 2,5 kali total massa delapan planet lain termasuk Bumi.
Atas dasar itu, bikin Jupiter menjadi benda langit paling dominan kedua setelah Matahari.
Permukaannya tidaklah padat layaknya Bumi. Inti planet ini tersusun dari batuan kecil yang tertutup dalam cangkang hidrogen metalik dan dikelilingi oleh hidrogen cair.
Hidrogen cair inilah yang diselimuti oleh gas hidrogen dengan rasio antara hidrogen dan helium sebesar 90:10.
Secara keceluruhan, rasio massa hidrogen dan helium pada Jupiter sebesar 73:24. Rasio ini, mirip sekali dengan Matahari (71:27).
Lalu, kerapatan massa Jupiter juga mirip dengan Matahari, di mana planet ini mengandung 1,33 gram setiap sentimeter kubik volumenya, sedangkan Matahari mengandung 1,41 gram.
Editor : Hadi Widodo