get app
inews
Aa Text
Read Next : Sambut Hari Pahlawan, Tika-Beny Berikan Wadah Kreativitas Generasi Muda

Pentingnya Literasi Digital agar Milenial Menghargai Budaya Lokal

Minggu, 24 Juli 2022 | 12:50 WIB
header img
Ilustrasi (Foto: Freepic)

JAKARTA, iNews.id - Pentingnya peran literasi digital untuk membuat generasi muda atau Mellenial menghargai budaya lokal. Banyak cara untuk melestarikan budaya dan adat istiadat di setiap daerah. Bisa dilakukan sehari-hari di rumah hingga saat berinteraksi di dunia maya.

Internet ibarat ruang besar yang berisikan berbagai latar belakang penggunanya. Indonesia yang kaya akan adat dan budaya, berpeluang untuk saling bahu-membahu dengan keragaman yang ada dan saling menguatkan, bukan saling bertentangan dan memecah belah persatuan. 

Dosen Departemen Sosiologi Universitas Gadjah Mada Mustaghfiroh Rahayu mengatakan, modernisasi budaya lokal perlu dilakukan di era digital, baik berupa bentuk hasil seni, tradisi, pola pikir, serta hukum adat.

Menurutnya, adapun upaya untuk melestarikan budaya lokal dapat dimulai dengan mengajak anak-anak muda agar tertarik dan memerhatikan budayanya sendiri. Kemudian dilanjutkan dengan menumbuhkan kesadaran para generasi penerus tersebut. 

Oleh karena itu, media digital yang kini sudah banyak digunakan masyarakat Indonesia dapat menjadi alat yang dapat digunakan untuk merealisasikan upaya tersebut. 

"Kondisi budaya lokal, tidak hanya di Kalimantan, cukup memprihatinkan karena proses modernisasi yang membuat masyarakat lebih menyukai hal yang baru. Bahkan, kebiasaan dan tradisi leluhur kadang sudah dianggap kuno. Hal ini menjadi tantangan untuk berusaha melestarikannya," kata Mustaghfiroh Rahayu.

Aktivis ICT Watch dan Koordinator Humas LPP Al Irsyad Karawang Iwan Ridwan mengatakan, pengetahuan akan nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika harus menjadi landasan kecakapan dalam lingkup kebudayaan digital. Selain itu, warganet juga harus memahami multikulturalisme agar dapat menghargai keberagaman bangsa Indonesia, misalnya perbedaan bahasa yang digunakan. 

"Tingginya penggunaan internet di Indonesia menjadikan tantangan dalam multikulturalisme. Sebab, sangat mungkin pengguna yang berbeda suku dan bahasa saling merundung satu sama lain, bahkan masing-masing membanggakan etnis dan mengunggulkan kelompoknya. Hal tersebut makin diperparah dengan adanya isu hoaks yang diiringi ujaran kebencian," katanya.

Sementara itu, Sekretaris Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISTI) Sulawesi Selatan Andi Widya Syadzwina memaparkan tentang kecakapan dalam bermedia digital. Sejumlah kiat yang dapat diterapkan warganet agar bisa tetap positif, aman, dan kreatif di internet antara lain, menggunakan untuk pengembangan kemampuan dan potensi diri, sebagai tempat memproduksi dan menyebarkan informasi positif, berlatih sebagai penghasil konten bermanfaat di media sosial, bergabung dan memanfaatkan komunitas blogger, berpikir ulang sebelum mengunggah sesuatu, serta hindari konten negatif.

"Kita harus mampu membatasi waktu berinternet, jangan terlalu lama karena secara psikologi akan mengganggu kesehatan mental. Saat ingin berselancar, kita juga harus tahu apa yang ingin dicari, jangan sampai awalnya ingin membuka tentang pendidikan tapi malah akhirnya membaca gosip-gosip artis," tuturnya.

Dengan hadirnya program Gerakan Nasional Literasi Digital oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika diharapkan dapat mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif.

Editor : Hadi Widodo

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut