BERTUGAS mengusir penjajah dan bertekas rebut kemerdekaan Indonesia, Pasukan Barisan Berani Mati berhasil dibentuk oleh Bung Tomo demi menghadapi peperangan kemerdekaan.
Bung Tomo membentuk pasukan ini untuk melahirkan para pejuang yang tidak gentar berperang melawan tentara musuh, siap mati, dan siap menjadi syuhada. Namun Bung Tomo tidak mau memaksakan orang-orang untuk dijadikan pasukan atau anggota Barisan Berani Mati.
Abdul Waid pada bukunya "Bung Tomo : Hidup dan Mati Pengobar Semangat Tempur 10 November" menyatakan pasukan Barisan Berani Mati ini sebenarnya berasal dari sejumlah mantan pemimpin PETA (Pembela Tanah Air), warisan Jepang.
Namun tak hanya mereka yang sudah terlatih berperang saja, para warga yang ingin berjuang juga turut diterima dengan mendaftarkan diri terlebih dahulu.
Para pendaftar pasukan ini datang dan mendaftarkan diri dengan sukarela tanpa ada paksaan sedikit pun.
Bung Tomo memanggil siapa saja yang siap dan ikhlas dikader menjadi anggota Barisan Berani Mati lewat siaran radio pemberontakan. Bagi yang mendaftar akan dilatih secara intensif ala militer sehingga siap diterjunkan ke medan perang.
Tempat latihannya di Tembok Dukuh. Materi latihannya berkaitan dengan cara-cara peperangan untuk menaklukkan para tentara musuh lazimnya para mujahid.
Cara-cara menggunakan bahan peledak untuk menghadapi kendaraan tempur musuh, cara menggunakan senjata, bela diri, dan lain sebagainya juga diajarkan.
Mereka didoktrin dengan mental baja dan semangat jihad yang tidak mengenal rasa takut, walaupun nyawa menjadi taruhan utamanya.
Doktrin yang diberikan adalah merdeka atau mati, seandainya anggota Barisan Berani Mati gugur di medan perang, maka mereka didoktrin akan langsung mendapatkan pahala surga.
Tak hanya itu, mereke diiming-imingi berkumpul dengan para bidadari yang suci, serta akan mendapatkan sejuta kenikmatan yang sama sekali belum pernah dirasakan di alam dunia.
Editor : Hadi Widodo