Pembatasan tersebut dikatakan Iqbal, sangat membebani para penumpang, jika bahan bakar benar-benar habis sebelum sampai tujuan. Maka unit bus harus menunggu hingga hari berikutnya untuk bisa mengisi Solar.
Namun, Iqbal memiliki cara sendiri untuk mengatasi hal tersebut. Yakni dengan mendaftarkan armada bus yang tidak jalan di aplikasi MyPertamina. Bus-bus tersebut akan dikuras bahan bakarnya untuk dijadikan cadangan armada yang digunakan mengantar penumpang.
“Kami menyiasatinya dengan memanfaatkan unit yang tidak jalan. Tapi, untuk PO kecil yang armadanya jalan semua tidak bisa melakukan itu, kasihan mereka,” ujar Iqbal.
Iqbal menginginkan ada mekanisme yang terbaik untuk mengatur armada bus, baik dalam trayek maupun tidak dalam trayek mendapatkan BBM sesuai yang dibutuhkan.
Menurutnya, sebagai jasa pelayan publik, seharusnya pemerintah memberikan pengecualian kepada PO bus dan angkutan umum lainnya.
“Kami juga sudah melakukan rapat koordinasi di Kapolsek Jepara yang didatangi Bupati Jepara yang diwakili, dan asosiasi SPBU Jepara. Kami hanya meminta kemudahannya untuk moda pelayanan publik,” harap Iqbal.
Selain PO bus yang melayani trayek, Iqbal juga menegaskan perusahaan bus pariwisata juga ikut teriak dengan keputusan pembatasan pengisian Solar. “Bayangkan saja membawa sewa dari Jepara ke Bali, mana cukup 200 liter,” tukasnya.
Editor : Hadi Widodo