Kab. Pekalongan, iNewspantura.id – Umumnya, acara peresmian sebuah bangunan digelar dengan acara yang mewah. Tetapi, di Desa Wuled, acara peresmian jogging track dan lampu lapangan HW Wuled justru diselenggarakan secara sederhana. Meski begitu, tetap unik dan menarik.
Ratusan warga, sore itu (Rabu, 26/10) berkumpul di sisi lapangan HW Wuled yang merupakan lapangan kebanggaan warga Desa Wuled. Di atas gelaran karpet dan terpal, mereka duduk melingkar, saling berhadapan. Di tengah-tengah mereka tersedia belasan tumpeng dengan menu sederhana. Nasi megono, opor ayam, dan tempe goreng.
Suasana tradisional semacam ini menjadi pemandangan unik. Terutama, bagi sebagian orang yang diundang untuk turut hadir dalam acara kenduri tersebut. Terlebih-lebih, sebagian undangan merupakan orang-orang penting yang terbiasa dengan budaya modern.
Keakraban pun terjalin seketika. Warga desa dan sejumlah pejabat Kabupaten Pekalongan menjadi tak berjarak. Mereka bisa saling menyapa dan bercakap-cakap tanpa ada sekat. Warga desa pun tak sungkan-sungkan menyampaikan apa saja yang menjadi keluh kesah mereka.
Adalah Kepala Desa Wuled, Wasduki Jazuli, yang menginisiasi gelaran tersebut. Ia sengaja mengumpulkan warga di lapangan HW Wuled untuk acara tasyakuran. Terutama, dalam meresmikan jogging track dan pemasangan lampu lapangan.
Di sela-sela kenduri itu, Wasduki mengaku, penyelenggaraan kenduri syukuran itu dijalankan secara spontan. Nyaris tidak ada persiapan yang njelimet. “Hanya tiga hari, persiapannya,” kata Wasduki singkat.
Meski begitu, gelaran kenduri syukuran itu memperlihatkan kekompakan warga Desa Wuled. Apalagi seluruh kebutuhan acara dibiayai secara mandiri oleh warga. Belasan tumpeng yang tersaji, dibawa dari tiap-tiap RT yang ada di wilayah Desa Wuled.
“Ya, saya cuma mendorong saja agar masyarakat Desa Wuled itu selalu kompak. Makanya, acara apapun kami usahakan untuk mengerahkan keterlibatan warga. Seperti sore ini, tiap-tiap RT saya minta untuk membuat tumpeng dan disajikan di kenduri ini. Dengan begitu, acara kenduri ini menjadi agenda warga Desa Wuled,” tutur Wasduki.
Wasduki mengaku, dirinya selalu melibatkan warga desanya di dalam setiap kegiatan. Tidak terkecuali, di dalam peresmian jogging track dan pemasangan lampu lapangan. Apalagi pembangunan jogging track dan pemasangan lampu lapangan HW Wuled ini juga dilakukan secara mandiri oleh warga dan didanai lewat dana yang dikelola dari turnamen Wuled Cup I 2022 yang lalu.
Hal tersebut, menurut Wasduki, memperkokoh karakter Desa Wuled yang sejak dahulu sudah dikenal sebagai desa yang mandiri. Sebab sejumlah fasilitas umum di desa tersebut dibangun secara mandiri. Masyarakat bergotong royong mendanai pembangunan fasilitas-fasilitas umum tersebut.
Tak hanya itu, dalam acara kenduri tersebut Kepala Desa Wuled juga membagikan bibit nangka dan ayam untuk warga Desa Wuled. Hal itu dilakukan sebagai upaya untuk membangun ketahanan pangan dan ketahanan ekonomi warga.
“Istilahnya, kami selaku Pemerintahan Desa memberikan kail. Selebihnya, diserahkan kepada warga untuk dirawat dan dipelihara apa-apa yang kami berikan itu. Dan dengan begitu, bisa mengurangi beban warga ketika mereka hendak punya hajatan. Itu sih tujuannya,” ungkap Wasduki.
Menurutnya, sumber pendanaan pengadaan bibit nangka dan ayam itu diambil dari dana desa. Hal itu ia lakukan dengan pertimbangan, bahwa pemberian bibit nangka dan ayam akan membuat masyarakat Desa Wuled lebih produktif dan bisa menggerakkan roda perekonomian secara berkelanjutan dan berkesinambungan, tidak selesai dalam sekali waktu.
“Ini semacam bantuan stimulan yang mendorong warga agar tetap produktif dan mampu mendayagunakan seluruh potensi desa. Jadi, ini akan bisa membuat warga lebih punya daya hidup,” pungkasnya.
Editor : Ribut Achwandi