PEKALONGAN, iNews - Tradisi Syawalan sudah menjadi umum di masyarakat Jawa. Dalam pelaksanaannya, tiap-tiap daerah memiliki kekhasan masing-masing.
Di Kota Pekalongan misalnya, dikenal tradisi pemotongan Lopis Raksasa, terutama di kelurahan Krapyak Kidul. Di Kabupaten Pekalongan, ada pula Gunungan Megono. Di Kota Semarang, tradisi Syawalan diisi dengan pembagian kupat jembut, yaitu ketupat yang berisi tauge. Sedang di Kudus, ada pula Gunungan Seribu Ketupat.
Tradisi-tradisi itu tergolong sudah berlangsung sejak lama. Boleh dibilang, tradisi itu sudah sangat melekat di hati masyarakat. Tetapi, bukan tidak menutup kemungkinan pula bagi lahirnya tradisi baru dalam merayakan Syawalan.
Seperti yang dilakukan Desa Wuled, Kecamatan Tirto, Kabupaten Pekalongan, dalam merayakan Syawalan kali ini akan diselenggarakan Festival Balon Udara. Kepala Desa Wuled, Wasduki Jazuli, saat dikonfirmasi iNewspantura.id menyatakan, kegiatan ini merupakan hal baru bagi masyarakat Wuled. Sebelumnya, tak pernah ada kegiatan yang diselenggarakan, baik oleh warga maupun Pemerintah Desa dalam merayakan Syawalan.
"Baru tahun ini kami akan menyelenggarakan kegiatan Festival Balon Udara tingkat desa. Pesertanya dari seluruh RT yang ada di wilayah Desa Wuled plus dari Desa. Kalau di Wuled ada 11 RT , maka jumlah seluruh peserta nanti ada 12 karena ada tambahan 1 dari Pemerintah Desa," kata Wasduki.
Kegiatan perayaan Syawalan tersebut diselenggarakan atas inisiasi Pemerintah Desa Wuled untuk mengantisipasi penerbangan balon udara secara liar. Selain itu, kegiatan tersebut juga sebagai tindak lanjut atas surat edaran dan anjuran Pemerintah Kabupaten Pekalongan yang melarang penerbangan balon udara liar. "Sesuai edaran, penerbangan balon udara itu kan dilarang karena mengganggu jalur penerbangan pesawat udara. Makanya, supaya masyarakat tidak menerbangkan secara liar dan bisa berujung pada masalah hukum, kami menginisiasi kegiatan ini," ujar Kepala Desa Wuled.
Wasduki menjelaskan, pelaksanaan kegiatan tersebut akan dipusatkan di pelataran Pendopo Ki Wanenpati yang kini menjadi ikon kebanggan masyarakat Wuled selain Lapangan Sepakbola HW. Sesuai rencana, penerbangan balon udara tersebut akan diterbangkan secara bersamaan dengan ditambatkan tali. Sehingga, balon yang diterbangkan tidak akan sampai mengganggu lalu lintas udara.
"Kegiatan akan dilaksanakan pas hari Syawalan. Tepatnya, hari Senin, 9 Mei lusa. Mulai pukul 06.00 pagi," tutur Wasduki.
Sebagaimana dibayangkan Wasduki, kegiatan ini akan membuat warga se-Desa Wuled berkumpul di pelataran Pendopo Ki Wanenpati. Selain menyaksikan balon udara yang mereka dibuat dengan kreasi yang unik, warga juga akan bersama-sama membawa aneka makanan yang akan mereka santap bersama di lapangan HW yang letaknya bersebelahan dengan Pendopo Ki Wanenpati.
Sementara, untuk membuat suasana semarak dan meriah, pihaknya juga menyediakan hadiah untuk pemenang Festival Balon Udara. Hadiah utama dalam Festival Balon Udara tersebut adalah seekor kambing.
Wasduki mengungkapkan, kegiatan yang tercetus secara spontan ini diharapkan akan dapat dijalankan secara rutin tiap tahunnya. Sehingga, kegiatan ini akan dapat dijadikan sebagai tradisi baru di Desa Wuled. "Syukur kalau bisa jadi agenda wisata budaya juga. Sehingga bisa turut menggerakkan roda ekonomi warga Wuled," pungkasnya.
Editor : Ribut Achwandi