Diskon Tarif Listrik Jadi Penyumbang Utama Deflasi Kota Tegal pada Januari 2025

TEGAL, iNewsPantura - Kota Tegal mencatatkan deflasi sebesar 0,49% (mtm) pada Januari 2025, lebih rendah dibanding inflasi bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 0,48% (mtm).
Deflasi ini juga sedikit lebih tinggi dibandingkan deflasi di Jawa Tengah yang tercatat 0,46% (mtm), namun masih lebih baik dibandingkan deflasi nasional yang mencapai 0,76% (mtm).
Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Tegal, Bimala saat Media briefing di KPw BI setempat menyebut inflasi tahunan Kota Tegal tetap berada dalam kisaran yang aman, yakni 1,76% (yoy), yang masih berada di bawah target inflasi nasional sebesar 2,5 ± 1% (yoy).
Deflasi di Kota Tegal didorong oleh turunnya harga pada beberapa komoditas, terutama dari sektor Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar Rumah Tangga.
"Salah satu faktor utama adalah diskon tarif listrik yang diberikan oleh PLN, dengan potongan tarif sebesar 50% untuk pelanggan rumah tangga dengan daya 450 VA hingga 2.200 VA. Diskon ini berkontribusi sebesar -1,11% (mtm) pada deflasi Januari 2025 dan akan berlaku selama dua bulan, yakni Januari dan Februari 2025," kata Bimala, Senin (17/02/2025).
Bimala menambahkan selain diskon tarif listrik, pasokan bawang merah yang melimpah dari Brebes sehingga harga bawang merah turun turut memberikan kontribusi terhadap deflasi sebesar -0,08% (mtm).
Sementara untuk tahun 2025, inflasi Kota Tegal diperkirakan tetap berada dalam kisaran target 2,5% ± 1%, seiring dengan perbaikan cuaca yang diperkirakan akan terjadi.
Fenomena El Nino yang diperkirakan melemah dan menuju kondisi netral, serta dukungan dari pemerintah pusat melalui program GNPIP dan penguatan swasembada pangan, diyakini akan menurunkan biaya produksi dan meningkatkan hasil pertanian.
"Sinergi antara pemerintah daerah dan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) juga diharapkan dapat menjaga inflasi tetap terkendali dengan fokus pada Ketersediaan Pasokan, Keterjangkauan Harga, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi Efektif," imbuhnya.
Dengan inflasi yang terkendali dan proyeksi pertumbuhan ekonomi yang positif, baik di tingkat provinsi Jawa Tengah maupun Kota Tegal, pemulihan ekonomi diharapkan akan semakin baik sepanjang tahun 2025. Meskipun dampak banjir sempat mengkhawatirkan, produksi bawang merah di Brebes diperkirakan tetap surplus dan dapat menjaga kestabilan pasokan pangan di wilayah Jawa Tengah.
Sementara itu Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Jawa Tengah, Rahmat Dwisaputra mengungkapkan Provinsi Jawa Tengah mencatatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 4,95% (yoy) pada 2024, sementara secara nasional, pertumbuhannya tercatat 5,03% (yoy).
"Wilayah eks. Karesidenan Pekalongan, khususnya Kabupaten Batang, menunjukkan pertumbuhan yang sangat signifikan berkat akselerasi investasi dan operasionalisasi Kawasan Industri Terpadu Batang (KIT Batang)," ungkapnya.
Hal tersebut menurutnya berkontribusi pada sektor-sektor lain seperti perumahan, perdagangan, dan industri lainnya, sekaligus meningkatkan penyerapan tenaga kerja di Batang dan sekitarnya.
Editor : Yunibar SP