Dinkes Blora Beri Sejumlah Masukan ke Patra Medika Terkait Komplain Warga

BLORA, iNewsPantura.id - Dinas Kesehatan Kabupaten Blora, Jawa Tengah menindaklanjuti pengaduan dugaan mal hasil Laboratorium klinik Patramedika, yang dikomplain warga melalui Forum Komunikasi Masyarakat Blora (FKMB).
Sejumlah management klinik Patra Medika dipanggil ke ruang pertemuan Dinkes Blora untuk memberikan penjelasan terkait komplain warga tersebut, dengan membawa dokumen resmi klinik tersebut.
Mulai dari perijinan, uji alat atau kalibrasi, hingga sertifikat keabsahan alat dan dokumen lainnya.
Kepala Dinkes Blora Edi Widayat telah memeriksa semua dokumen tersebut dan menyatakan bahwa semua dokumen telah dilaksanakan semua oleh pihak klinik sesuai dengan aturan dan prosedur.
"Sudah kami periksa semuanya, dan sudah sesuai prosedur. Pihak Klinik sudah bersedia membuat pernyataan diatas materai untuk memperbaiki pelayanan, jika memang ada yang komplain", ujarnya.
Menurut Edi sebelum di gunakan peralatannya juga sudah dilakukan running atau istilah motor dipanasi terlebih dahulu.
"Kami sudah memberikan saran masukan kepada pihak klinik agar selalu meningkatkan kualitas pelayanan. Agar selalu evaluasi. Jika ada yang diragukan mengenai hasil, segera dilakukan pemeriksaan ulang. Kami juga akan lebih meningkatkan pengawasan", jelas Edi.
Edi berjanji akan menyampaikan hasil audensi bersama management klinik Patra Medika ini kepada FPMB, yang seminggu lalu mengadu ke Dinkes.
Sementara dokter penanggung jawab laboratorium klinik Medika Farma dr. Sri Iriyanti mengatakan, ada beberapa hal yang memang bisa mempengaruhi hasil pemeriksaan.
Faktor usia, faktor komorbit atau penyakit penyerta dari pasien tersebut, juga beda alat biasanya beda hasil.
Pihaknya sudah melakukan pemeriksaan dan sudah berdasarkan rekam medis dari pasien selama setahun ini. Sehingga dalam mengeluarkan hasil pemeriksaan berdasarkan hasil laboratorium.
"Kondisi fisik pasien itu juga ada pengaruhnya. Waktu kami memeriksa pasien pagi itu kondisi puasa. Setelah dua hari pasien periksa lagi di Karyadi Semarang itu puasa atau tidak kami kurang tahu. Menurut logika kami perjalanan dari Blora ke Semarang, terus diperiksa kalau puasa tidak mungkin, pasien pasti tidak kuat", jelasnya.
"Yang normal saja bisa berubah setiap saat, apalagi yang sakit. Jadi banyak faktor bisa mempengaruhi hasil Lab.dan setiap alat itu pasti berbeda hasilnya. Ada batas ambang sendiri. Kalau ada beda hasil sedikit itu wajar", Imbuhnya.
Editor : Suryo Sukarno