get app
inews
Aa Text
Read Next : Gedung Ibrahim Tower Siap Jadi Ikon Baru Layanan Kesehatan RS Roemani

Puasa, Antara Spiritualitas, Imun Tubuh dan Penurunan Berat Badan

Senin, 21 Juli 2025 | 10:22 WIB
header img
apt. Khoirul Anwar, M.Farm dosen Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim. dokumen

SEMARANG, iNewsPantura.idPuasa, yang selama ini dikenal sebagai praktik spiritual dan ibadah, kini makin dilirik sebagai pola hidup sehat. Sejumlah penelitian ilmiah menunjukkan bahwa puasa, baik yang bersifat keagamaan seperti puasa Ramadan, maupun puasa intermiten (intermittent fasting) memiliki pengaruh positif terhadap sistem kekebalan tubuh dan penurunan berat badan.

“Di tengah kompleksitas tantangan kesehatan modern, saya tertarik untuk mengeksplorasi keterkaitan antara spiritualitas, sistem imun tubuh, dan proses penurunan berat badan, tiga hal yang sekilas tampak berbeda, namun ternyata memiliki hubungan erat dan saling memengaruhi,” ungkap dosen di Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim,  apt. Khoirul Anwar, M.Farm.

Dikatakan, s alah satu manfaat yang paling menarik dari puasa adalah kemampuannya dalam mendukung regenerasi sistem imun. Penelitian dari University of Southern California (Valter Longo, 2014) menyebutkan bahwa puasa selama 2-4 hari secara periodik dapat merangsang tubuh untuk "menghapus" sel-sel imun yang rusak dan menghasilkan sel-sel imun baru. Ini seperti proses ‘reboot’ pada sistem kekebalan.

Selama puasa, kadar glukosa dalam darah menurun, dan tubuh mulai menggunakan lemak sebagai sumber energi utama. Perubahan ini turut memengaruhi produksi sitokin anti-inflamasi, suatu zat yang membantu meredam peradangan dalam tubuh. Ini menjadi penting terutama dalam konteks mencegah penyakit kronis yang berakar dari inflamasi sistemik, seperti diabetes, penyakit jantung, dan bahkan kanker.

Puasa dan Berat Badan: Antara Defisit Kalori dan Metabolisme

Sementara apt. Dwi Rizki Amalia, S.Farm mengatakan, puasa jelas berkontribusi pada penurunan berat badan, bukan semata karena tidak makan, tetapi karena memberi waktu pada tubuh untuk mengatur ulang proses metabolisme. Saat tubuh tidak mendapatkan asupan makanan selama beberapa jam, ia akan beralih dari pembakaran glukosa ke pembakaran lemak, yang disebut sebagai kondisi ketosis.

“Dalam konteks puasa Ramadan, meskipun hanya berlangsung sekitar 13–14 jam sehari, efek metabolik ini cukup signifikan. Studi di Journal of Nutrition and Metabolism (2020) menunjukkan bahwa peserta yang menjalani puasa Ramadan mengalami penurunan berat badan, penurunan kadar lemak tubuh, serta peningkatan profil lipid (lemak darah) dalam waktu kurang dari sebulan.” terangnya.

Namun, perlu dicatat bahwa manfaat ini hanya bisa dirasakan bila puasa tidak disertai dengan konsumsi makanan berlebihan saat berbuka dan sahur. Bila pola makan tidak dijaga, potensi manfaat puasa bisa hilang, bahkan justru memicu lonjakan berat badan.

Banyak praktisi kesehatan merekomendasikan puasa intermiten, seperti metode 16:8 (puasa 16 jam, makan 8 jam) atau 5:2 (dua hari puasa dalam seminggu). Pendekatan ini dianggap tidak hanya efektif untuk menurunkan berat badan, tapi juga membantu mengendalikan kadar gula darah, tekanan darah, hingga memperbaiki fungsi otak.

Puasa tak lagi sekadar ibadah, tapi telah menjadi bentuk self-healing yang terukur. Puasa menyatukan aspek spiritual, fisiologis, dan gaya hidup modern dalam satu bingkai.

Meski puasa menjanjikan banyak manfaat, tidak semua orang cocok menjalani pola ini tanpa pengawasan. Setiap individu dengan kondisi medis tertentu, seperti diabetes tipe 1, gangguan makan, atau sedang hamil, perlu berkonsultasi dengan tenaga medis sebelum memulai.

Puasa bukanlah solusi instan, tetapi jika dijalankan dengan kesadaran, disiplin, dan keseimbangan nutrisi, ia bisa menjadi pintu menuju kesehatan yang lebih baik secara jasmani dan rohani.

Editor : Eddie Prayitno

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut