get app
inews
Aa Text
Read Next : Karnaval Takbir Keliling Meriahkan Malam Idul Fitri 1446 H di Gunungkidul 

Kisah Hanum Motivasi Pelajar di Gunungkidul, untuk Tak Takut Bermimpi dan Mencoba.

Kamis, 24 Juli 2025 | 13:57 WIB
header img
Hanum Destiyanti Nugroho saat menerima penghargaan di lomba Jurnalistik dalam ajang FLS2N tingkat Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2025. Kismaya/iNews

GUNUNGKIDUL,iNewsPantura.id - Nama Hanum Destiyanti Nugroho, siswi kelas XII SMA Negeri 1 Karangmojo, tengah menjadi perbincangan hangat di lingkungan sekolah dan masyarakat Gunungkidul.

Ia berhasil menorehkan prestasi membanggakan dengan meraih Juara 2 Lomba Jurnalistik dalam ajang Festival Lomba Seni dan Sastra Nasional (FLS2N) tingkat Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2025.

Hanum berhasil mencuri perhatian dewan juri berkat karyanya yang menyuarakan realitas sosial dari sudut pandang warga pelosok, dengan pendekatan yang jujur dan penuh empati.

Perjalanan Hanum menuju tingkat provinsi dimulai dari seleksi di tingkat kabupaten. Dalam tahap ini, ia menulis sebuah karya jurnalistik yang menggugah berjudul kisah Arya, seorang siswa tunarungu wicara dari SLB Krida Mulya 1 Rongkop yang menjuarai lomba tenis meja tingkat provinsi.

"Saya mengetahui kisah inspirasi ini karena dekat dengan rumah, diberitahu ibu bahwa ada anak penyandang tunarungu wicara yang berhasil menjuarai lomba tenis meja," ujar Hanum saat ditemui usai pengumuman lomba.

 

Karya tersebut tak hanya mengangkat sisi inspiratif Arya sebagai penyandang disabilitas, tetapi juga menyentuh isu inklusi pendidikan, semangat pantang menyerah, dan ketimpangan akses di wilayah pelosok.

Mewakili Gunungkidul di FLS2N tingkat Provinsi DIY, Hanum kembali memukau juri dengan tulisannya yang berjudul Membeli Tradisi, Membayar dengan Modernisasi. Dalam karya tersebut, ia mengulas fenomena perubahan sistem transaksi di pasar tradisional Kota Gedhe, wilayah selatan Yogyakarta, yang kini mulai mengalami pergeseran pola pembayaran terutama terkait penggunaan dompet digital.

Dengan gaya bertutur khas jurnalis muda, Hanum menggambarkan realitas para pedagang yang mulai menerima pembayaran digital seperti QRIS dan dompet elektronik, tanpa meninggalkan nuansa khas seperti menawar dengan bahasa Jawa halus dan menjajakan jajanan pasar tradisional. Namun, masih banyak pula pedagang yang menutup diri terhadap penggunaan dompet digital.

"Tema itu datang dari apa yang saya lihat sendiri di pasar tradisional Kota Gedhe. Ada pedagang yang tetap menjual jenang, gethuk, dan jadah, tapi sekarang dibayar pakai QRIS. Saya pikir, ini fenomena yang menarik dan perlu dicatat," jelasnya.

Tulisan tersebut dipuji dewan juri karena mampu menyatukan pendekatan jurnalistik, nuansa budaya lokal, dan isu modernisasi yang relevan di era digital.

"Alhamdulillah, kemarin pada lomba tingkat provinsi saya berhasil meraih Juara 2 untuk lomba jurnalistik," ucap Hanum.

Hanum bercerita, awal mula mengenal lomba jurnalistik berawal dari informasi sekolah yang didapatkannya.

"Awalnya saya mau mengikuti O2SN, namun gagal. Terus saya diberitahu guru ekstrakurikuler saya, Pak Kismaya, terkait adanya lomba tersebut," kata Hanum Destiyanti.

Siswi kelas XI ini menjelaskan bahwa proses meraih juara bukan hal mudah, sebab ia belum terbiasa melakukan peliputan. Namun berkat latihan yang tekun, ia mampu meraih hasil yang membanggakan.

"Awalnya masih bingung, namun saat ekstrakurikuler sering diminta melakukan peliputan kegiatan sejak kelas 1, jadi mulai terbiasa," tutur Hanum.

Keberhasilan ini bukan akhir, melainkan awal bagi Hanum. Ia berharap dapat terus menulis dan memperdalam dunia jurnalistik, baik melalui lomba maupun platform digital.

"Saya ingin belajar lebih banyak soal jurnalistik. Suatu hari, saya ingin kuliah di jurusan komunikasi atau sastra. Dan kalau bisa, menulis di media besar atau membuat portal berita sendiri tentang desa-desa," ucapnya penuh semangat.

Hanum juga berharap kisahnya bisa memotivasi pelajar lain di Gunungkidul, terutama yang berasal dari daerah pinggiran, untuk tidak takut bermimpi dan mencoba.

"Kita mungkin dari desa. Tapi tulisan kita bisa sampai ke mana saja. Cerita kita juga penting untuk didengar," tutupnya.

Prestasi yang diraih oleh Hanum Destiyanti Nugroho mendapat sambutan hangat dari lingkungan sekolah. Kepala SMA Negeri 1 Karangmojo, Siti Zumrotul Arifah, menyampaikan rasa bangganya atas capaian tersebut, sekaligus berharap agar semangat Hanum dapat menular ke siswa-siswi lainnya.

"Prestasi yang diraih Hanum tentu saja membuat bangga seluruh warga sekolah. Harapan kami, prestasi ini bisa diikuti oleh teman-temannya yang lain," ungkapnya.

Dalam upaya mendukung potensi menulis dan jurnalistik di kalangan siswa, sekolah terus mengembangkan program-program literasi, baik melalui ekstrakurikuler jurnalistik maupun Festival Bulan Bahasa yang digelar secara rutin setiap tahun. Salah satu rangkaian kegiatan festival tersebut adalah workshop penulisan, di mana siswa mendapat pelatihan langsung dari para praktisi.

"Tahun kemarin, kami mengadakan workshop penulisan feature dan menghasilkan buku kumpulan tulisan siswa. Setiap tahun ada karya siswa yang dibukukan, mulai dari puisi hingga cerpen, dan semuanya menambah koleksi perpustakaan sekolah," tambahnya.

Namun demikian, menurut Siti, tantangan terbesar yang dihadapi siswa bukanlah soal kemampuan teknis, melainkan kurangnya rasa percaya diri untuk mulai menulis. Karena itu, pihak sekolah menggulirkan program GELAS BATIK (Gerakan Literasi Berbasis TIK), yaitu membaca 15 menit sebelum pembelajaran dimulai, sebagai salah satu strategi membangun kebiasaan berpikir dan menulis di kalangan siswa.

"Kegiatan ini akan menambah wawasan siswa sebagai bekal untuk menulis dalam jangka panjang," jelasnya.

Ia menambahkan bahwa Hanum selama ini aktif menulis dan mengisi artikel di buletin sekolah. Karyanya dinilai berhasil mencuri perhatian juri tingkat provinsi karena mampu menggabungkan dua dunia,  tradisi dan modernitas, melalui tema penggunaan QRIS dalam transaksi jajanan pasar tradisional.

Ke depan, sekolah akan lebih menghidupkan kegiatan ekstrakurikuler dan memperbanyak kompetisi internal, sebagai sarana untuk mencari dan membina bibit unggul di bidang non-akademik. Dukungan juga akan terus diberikan kepada siswa untuk berani ikut berbagai ajang lomba di luar sekolah.

"Setelah Hanum meraih prestasi ini, harapan kami dia bisa terus mengembangkan diri dan menjadi mentor bagi adik-adik kelas maupun teman-temannya. Semoga ini jadi titik awal tumbuhnya semangat menulis di lingkungan sekolah," ucapnya.

"Gunakan setiap kesempatan yang ada, jangan takut mencoba, dan teruslah mengasah kemampuan diri. Kesungguhan dalam melakukan suatu hal pasti akan membuahkan hasil seperti yang diharapkan," pungkasnya.

Editor : Eddie Prayitno

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut