get app
inews
Aa Text
Read Next : Dukung Generasi Sehat dan Mandiri, Lima Dapur MBG Resmi Beroperasi di Kebumen

Ikut Program Pemda, Bayi di Kebumen Meninggal Usai Jalani Operasi Bibir Sumbing

Senin, 08 September 2025 | 19:29 WIB
header img
Bayi di Kebumen Meninggal Usai Jalani Operasi Bibir Sumbing. Foto : iNewsPantura.id / Joe H

KEBUMEN , iNewsPantura.id - Seorang bayi berinisial IRM usia 4 bulan meninggal dunia usai menjalani operasi bibir sumbing di RSUD Dr. Soedirman yang merupakan program dari Pemerintah Daerah Kabupaten Kebumen bekerjasama dengan Yayasan Permata Sari, Semarang.

FM ibu dari bayi tersebut menceritakan kronologi peristiwanya. Pertama ia mengaku mendapat informasi dari pemerintah desa dan kecamatan mengenai adanya program operasi bibir sumbing gratis bagi warga yang membutuhkan.

Mendengar informasi tersebut, ia akhirnya mendaftarkan bayinya, dan mengaku sempat dilakukan screening guna memastikan kondisi bayi sehat. Bahkan ia sempat ikut zoom meeting di puskesmas kecamatan Sruweng bersama Yayasan Permata Sari guna mengetahui kondisi bayi atau calon pasien.

"Katanya untuk bayi usia minimal 3 bulan, berat badan minimal 5 Kg, nah anak saya beratnya sekitar 5 setengah kg, jadi dinyatakan sehat dan boleh untuk mengikuti program ini, dan anak saya memang kondisinya sehat," kata FM saat ditemui di rumahnya Desa Pakuran, Sruweng didampingi suaminya KF bersama kedua orangtuanya, Senin (8/9).

Setelah dilakukan screening, pada Sabtu 6 September 2025, IRM bersama calon pasien lain menjalani operasi di RSUD Dr. Seodirman. Anaknya sempat disuruh puasa dari jam 4 pagi, kemudian jam 9 pagi masuk ruang operasi dengan kondisi tangan di infus, dan tidak ada keluarga yang mendampingi saat di ruang operasi.

IRM menjalani operasi sekitar dua jam, setelah itu keluar sekitar pukul 12.00 kurang, atau jelang waktu dhuhur. Saat keluar kata FM, anaknya dalam kondisi kesadarannya menurun, tatapan matanya tidak sepenuhnya terbuka, hanya mengeluarkan suara rintihan kecil, dan sudah tidak memakai infus. 

FM sempat heran mengapa, pasien yang lain saat keluar ruang operasi masih menggunakan infus, sementara anaknya tidak, dan langsung dimasukan di bangsal. Ia sempat bertanya kepada petugas medis mengapa anaknya tidak memakai infus. "Jawabnya karena nanti sudah bisa pulang," kata FM menirukan ucapan petugas.

Namun, FM merasa ada keganjilan karena anaknya terus menurun kesadarannya, tubuhnya bahkan terasa dingin, dan mulutnya disebut membiru. Ia sempat meminta tolong kepada petugas medis untuk melakukan penanganan terhadap anaknya yang sudah tak berdaya. Namun takdir berkata lain, sekitar pukul 15.00 IRM sudah dinyatakan meninggal dunia.

"Saya sempat mengira anak saya tubuhnya dingin banget mungkin karena AC, tapi memang dia sudah tidak bisa merespons apapun, saya minta tolong perawatnya tapi terus tidak tertolong," tuturnya.

FM mengaku sampai saat ini, ia belum diberikan penjelasan oleh pihak rumah sakit, mengenai apa yang menjadi sebab anaknya meninggal. Ia juga tidak tahu saat operasi apakah anaknya dibius total atau hanya setengah badan. Ia dan keluarga hanya pasrah dengan takdir Tuhan yang sudah ditetapkan.

"Sampai saat belum ada penjelasan sih, saya sendiri tidak tahu karena faktor apa," ucap FM.

Sementara itu, Direktur RSUD Dr. Soedirman dr. Arif Komedi mengatakan, pihaknya masih melakukan koordinasi dengan pihak yang melakukan penanganan medis terhadap pasien bibir sumbing, untuk mencari tahu penyebab kematian. Sebab, ia menyebut yang melakukan operasi dari pihak Yayasan Permata Sari, Semarang.

"Kebetulan kita hanya ketempatan tempat saja, pihak yang melakukan operasi dari Yayasan, dan kami masih melakukan koordinasi mengenai penyebab kematian," ujar dr. Arif Komedi.

Program tersebut merupakan kerjasama Pemda dengan Yayasan, ada 32 orang pasien yang mengikuti program ini dari berbagai kecamatan. Namun, Arif mengaku tidak begitu tahu usia termuda dari masing-masing pasien, apakah yang termuda bayi IRM yang usianya 4 bulan, atau ada yang lebih muda.

"Kalau itu saya belum tahu persis, masih perlu dicek dulu datanya," katanya.

Program ini sempat ditinjau langsung oleh Bupati Kebumen Lilis Nuryani, ia didampingi OPD terkait melihat dan menyapa langsung para pasien dan keluarganya di RSDS. 

Ia menyampaikan apresiasinya atas kerjasama yang terjalin antara Yayasan Permata Sari, Dinas Kesehatan PPKB, RSUD dr. Soedirman dan Puskesmas, dengan melahirkan sebuah kepedulian nyata.

“Kegiatan ini adalah wujud nyata dari kasih sayang dan solidaritas. Kita percaya bahwa kesehatan tidak hanya tentang terbebas dari penyakit, tetapi juga tentang bagaimana seseorang bisa tumbuh dengan bahagia, bisa tersenyum dengan penuh keyakinan, serta dapat menjalani hidup dengan lebih baik,” kata Bupati Lilis.

IRM bayi mungil itu kini sudah tiada dimakamkan pada Minggu 7 September 2025, kepala dinas kesehatan, dan direktur rumah sakit, serta camat turut melayat ke rumah duka dan menyampaikan bela sungkawa atas kematian anak IRM. Ucapan karangan bunga juga tampak dikirim oleh bupati dan wakil bupati di halaman rumahnya.

Editor : Suryo Sukarno

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut