Jatim Dominasi Wushu, Perebutan Juara Umum PON Bela Diri Kudus 2025 Memanas
KUDUS, iNewsPantura.id -- Persaingan perebutan gelar juara umum pada Pekan Olahraga Nasional (PON) Bela Diri Kudus 2025 kian memanas. Tiga cabang olahraga bela diri — karate, ju-jitsu, dan wushu — menjadi ajang perburuan medali terakhir di Djarum Arena, Kaliputu, Kudus, Jawa Tengah.
Ketua Panitia PON Bela Diri Kudus 2025, Ryan Gozali, mengatakan persaingan antarprovinsi sangat ketat pada tahap ketiga penyelenggaraan. Sebelumnya, tujuh cabang olahraga telah rampung, yakni taekwondo, gulat, tarung derajat, judo, pencak silat, sambo, dan shorinji kempo.
“Melihat tabel klasemen sementara, selisih medali antar-kontingen sangat tipis. Perebutan juara umum masih terbuka lebar, terutama di cabang wushu yang masih menyisakan beberapa nomor,” ujar Ryan dalam jumpa pers.
Dominasi Jawa Timur (Jatim) di cabang wushu makin kokoh. Hingga Sabtu (25/10), Jatim mengumpulkan delapan medali emas, tiga perak, dan satu perunggu, menempati posisi teratas klasemen sementara.
Dua emas tambahan datang dari Muhammad Daffa “Golden Boy” Hidayatullah (jian shu putra) dan Jennifer Tjahyadi (gun shu putri). Keduanya melanjutkan tren positif setelah sehari sebelumnya juga meraih emas di nomor chang quan.
“Saya bangga bisa menyumbangkan dua emas untuk Jawa Timur. Semoga besok bisa menutup dengan hasil terbaik,” ujar Jennifer.
Daffa menambahkan, kunci keberhasilannya adalah kekompakan tim. “Kemenangan ini bukan hanya milik saya, tapi seluruh tim yang terus mendukung,” katanya.
Ketua Pengprov Wushu Jatim, HM Ali Affandi La Nyalla Mahmud Mattalitti, menyebut target delapan emas akhirnya tercapai. “Namun kami minta para atlet tetap rendah hati. Masih ada lima nomor yang bisa menambah medali,” ujarnya.
Sekretaris Jenderal PB Wushu Indonesia, Ngatino, turut mengapresiasi ajang ini. “PON Bela Diri Kudus menjadi momentum penting menjaring atlet potensial menuju pelatnas dan multi-event internasional,” katanya.
Dari cabang karate, sebanyak 242 karateka dari berbagai provinsi memperebutkan 60 medali. Salah satunya, Muhammad Dzaka Hibatullah, atlet muda asal Kudus, sukses mempersembahkan medali perunggu di nomor kumite -75 kg putra untuk kontingen Jawa Tengah.
Dzaka mengaku bangga bisa menyumbang medali di depan publik sendiri. “Walaupun cuma perunggu, ini sudah hasil terbaik,” ujarnya dengan senyum lebar.
Legenda karate Indonesia, Umar Syarief, memuji penyelenggaraan PON Bela Diri Kudus 2025 sebagai langkah besar membangun ekosistem kompetisi bela diri nasional. “Kalau ingin melahirkan atlet berprestasi, kompetisi harus terus berkelanjutan,” tegasnya.
Hasil akhir cabang karate menempatkan DKI Jakarta di posisi pertama dengan enam medali (3 emas, 1 perak, 2 perunggu), disusul Jawa Barat dan Sulawesi Selatan.
Pada cabang ju-jitsu, Jawa Timur kembali menunjukkan dominasinya dengan total delapan medali (5 emas, 2 perak, 1 perunggu), diikuti Jawa Barat (4 emas, 3 perak, 4 perunggu) dan DKI Jakarta (4 emas, 2 perunggu).
Sementara itu, tujuh cabang olahraga lain telah menuntaskan pertandingan lebih awal. Jatim memuncaki gulat, DKI Jakarta mendominasi judo dan shorinji kempo, Jawa Barat unggul di taekwondo, sementara NTB mencatat sejarah di tarung derajat.
Pada cabang sambo dan pencak silat, Jawa Tengah tampil menonjol dengan torehan emas terbanyak, menambah peta ketat persaingan menuju juara umum.
PON Bela Diri Kudus 2025 yang didukung Bakti Olahraga Djarum Foundation ini akan berakhir pada Minggu (26/10). Hasil akhir dari tiga cabang tersisa akan menjadi penentu provinsi mana yang berhak menyandang gelar Juara Umum PON Bela Diri Kudus 2025.
Editor : Suryo Sukarno