Diduga Keracunan MBG, 198 Siswa SMPN 1 Blora Alami Mual dan Diare, 20 Dirawat di RS
BLORA, iNewsPantura.id — Ratusan siswa SMP Negeri 1 Blora, Jawa Tengah, mengalami gejala mual, pusing, hingga diare diduga setelah mengonsumsi makanan bergizi gratis (MBG) yang dibagikan pada Selasa (25/11/2025).
Hingga Rabu siang, 198 siswa telah melaporkan gejala yang diduga kuat sebagai keracunan makanan. Dari jumlah itu, 20 siswa masih menjalani perawatan di rumah sakit.
Kondisi ini membuat aktivitas sekolah mendadak ramai. Para siswa berbondong-bondong melapor kepada guru setelah sejak kemarin merasakan mual berulang dan diare yang tak kunjung reda.
Mengalami Mual Sejak Kemarin
Salah satu siswa kelas VII, Zoe Zevania, mengaku merasakan gejala sejak pulang sekolah.
“Saya mual seperti mau muntah dari kemarin. Diare juga tidak berhenti sampai hari ini. Sekarang masih mual kayak mau muntah,” ujar Zoe yang kini dirawat di RS TNI Blora.
Zoe menyebut banyak temannya mengalami kondisi serupa seperti yang dialaminya.
Guru PIC MBG SMPN 1 Blora, Wahyu Yuli, mengatakan laporan terus berdatangan sejak Selasa sore hingga Rabu siang.
“Hingga saat ini ada 198 siswa dari total 955 siswa yang melaporkan gejala mual, pusing, dan diare. Sebanyak 20 siswa masih dirawat di rumah sakit,” kata Wahyu.
Ia tak menutup kemungkinan jumlah siswa terdampak masih bisa bertambah karena beberapa siswa baru melapor ketika gejala makin parah.
Terjadi Setelah Konsumsi MBG
Mayoritas siswa mengalami gejala setibanya di rumah setelah mengonsumsi menu MBG yang dibagikan dari Dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Karangjati.
Beberapa siswa bahkan masih merasakan gejala hingga Rabu siang dan langsung dibawa ke fasilitas kesehatan.
Wahyu menegaskan bahwa dugaan keracunan ini merupakan kejadian pertama terkait program MBG di Blora.
Petugas kesehatan dan pihak kepolisian telah turun tangan untuk menyelidiki sumber gejala massal tersebut. Pemeriksaan sampel makanan diperkirakan mengalami kendala, karena menu yang dikonsumsi kemarin berbeda dengan menu MBG yang dibagikan hari ini.
Meski demikian, penyelidikan tetap dilakukan untuk memastikan penyebab pasti dan mencegah kejadian serupa terulang.
Editor : Suryo Sukarno