get app
inews
Aa Text
Read Next : Harga Cabai Merangkak Naik, Pedagang Pasar Kajen Keluhkan Sepinya Pembeli

Harga Cabai di Gunungkidul Tembus Rp80 Ribu, Pasokan Seret Akibat Cuaca Ekstrem

Rabu, 03 Desember 2025 | 17:35 WIB
header img
Harga Cabai di Gunungkidul Tembus Rp80 Ribu, Pasokan Seret Akibat Cuaca Ekstrem. Foto : iNewsPantura.id/ Kismaya

GUNUNGKIDUL, iNewsPantura.id – Harga cabai rawit di sejumlah pasar tradisional Kabupaten Gunungkidul kembali meroket dan kini mencapai sekitar Rp80 ribu per kilogram. Kenaikan yang terjadi sejak dua pekan terakhir ini dipicu minimnya pasokan dari petani akibat cuaca ekstrem dan serangan hama.

Temuan tersebut terungkap dalam inspeksi mendadak (sidak) yang dilakukan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi dan Kabupaten Gunungkidul di Pasar Playen dan swalayan Pamela, Rabu (3/12). Cabai menjadi komoditas dengan kenaikan harga paling tajam dibandingkan bahan pokok lain.

Kabid Perdagangan Dinas Perdagangan Gunungkidul, Ris Heriyani, menyampaikan bahwa kenaikan harga cabai memang kerap terjadi menjelang Natal dan Tahun Baru. Namun, tahun ini kenaikan berlangsung lebih cepat karena produksi anjlok akibat intensitas hujan tinggi.

“Pasokan cabai berkurang karena kondisi cuaca tidak stabil. Pemasok mengirimkan barang lebih sedikit sehingga stok di pasar menipis dan harga meningkat,” ujarnya.

Hasil monitoring juga mencatat kenaikan sejumlah bumbu dapur lain, antara lain cabai merah keriting Rp50 ribu/kg, bawang merah Rp45 ribu/kg, bawang putih Rp40 ribu/kg, dan tomat Rp30 ribu/kg.

Ris menyampaikan, pemerintah daerah bersama TPID menyiapkan opsi operasi pasar bila lonjakan harga terus berlanjut. Intervensi tersebut akan dilakukan jika pasokan tidak menunjukkan perbaikan dalam waktu dekat.

Sementara itu, sejumlah pedagang mengeluhkan kesulitan memperoleh pasokan dalam jumlah besar. Ati (46), pedagang di Pasar Playen, mengaku hanya mampu membeli 3–4 kg cabai per hari dari sebelumnya 10 kg.

“Harganya sangat tinggi, pasokan juga terbatas. Banyak pembeli kini hanya mengambil dua sampai lima ons,” katanya.

Keluhan senada disampaikan Astuti (50), pedagang di Pasar Argosari. Ia menyebut pendapatan pedagang menurun karena margin keuntungan semakin tipis.

“Modal naik, jadi harga terpaksa mengikuti. Kalau tidak, kami rugi,” ujarnya.

Para pedagang berharap pemerintah segera menstabilkan harga melalui operasi pasar atau dukungan distribusi dari daerah lain. Mereka juga berharap kondisi cuaca membaik agar produksi petani kembali normal.

Editor : Suryo Sukarno

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut